Recent Articles

Jumat, 20 April 2012

Investasi jati jumbo solomon banyak di cari investor labanya kian menjulang


Naiknya kebutuhan kayu jati untuk mebel membuat harga pohon berkayu superkeras itu kian mahal. Itulah sebabnya banyak investor mencari bibit jati yang lebih cepat besar. Salah satunya yang mulai populer adalah katu jati jumbo solomon.

Legenda kayu jati seperti tidak pernah pudar, termasuk kayu jati jumbo solomon. Konon, pohon yang berasal dari kepulauan Solomon di Samudra Pasifik itu memiliki kelebihan, yakni lebih cepat besar ketimbang kayu jati biasa.

Kalau Anda ingin menanam duit dengan membudidayakan jati solomon ini, pertama, Anda mesti siap lahan. Maklum, agar investasi bisa tumbuh maksimal, lahan, minimal butuh lahan seluas satu hektare (ha). Luasan tanah segini bisa ditanami 1.250 pohon jati solomon dan siap dipanen 6 sampai 7 tahun kemudian.

Setelah lahan tersedia, siapkan bibit. Harga bibit jati NEW solomon enggak mahal, kok. Per batang cuma Rp 15.000 hingga Rp 20.000 dengan tinggi 20 centimeter (cm)- 30 cm.

Hari Winarsa, pemilik usaha pembibitan jati solomon CV Alam Hijau Makmur, di Bogor, bilang, secara kasat mata sulit membedakan jati solomon dengan pohon jati biasa. "Lekuk pohon jati jumbo itu lebih lurus daripada pohon jati biasa," kata Hari.

Hari merambah usaha pembibitan jati jumbo sejak 2010 lalu. Sebelumnya, ia memiliki perkebunan jati solomon di Kalimantan selama tujuh tahun.

Ia bilang, proses pembesaran jati solomon hanya butuh waktu enam tahun. Bandingkan dengan membesarkan jati biasa yang butuh waktu hingga 10 tahun. Saat berumur 6 tahun, jati solomon sudah setinggi 13 meter (m) dengan diameter 30 cm.

Hari bilang, harga jual jati solomon Rp 3,5 juta hingga Rp 5 juta per meterkubik bahkan ada yang mencapai Rp 10 juta. "Harga tergantung kualitas kayu," jelas pria 45 tahun ini.

Tak mengherankan jika waktu panen, investor bisa meraup omzet miliaran rupiah. Padahal, untuk membeli bibit, biaya pemupukan dan perawatan selama enam tahun hanya butuh Rp 40 juta per ha. Dengan catatan biaya itu belum termasuk biaya sewa lahan.

Belakangan investasi jati solomon makin banyak. Lihat saja, dalam sebulan Hari bisa menjual 10.000 bibit jati solomon dengan total omzet lebih dari Rp 100 juta.

Permintaan bibit itu tak hanya datang di pasar domestik, tapi juga datang dari luar negeri. Namun, saat ini, Hari hanya fokus melayani pasar domestik saja. "Eropa minta bibit, tapi saya tolak karena tidak terlayani," kata Hari yang sudah memiliki laboratorium uji mutu pohon itu.

Pemain lain di usaha pembibitan jati solomon adalah PT Tunas Agro Lestari yang berkantor di Jakarta. Teddy Pohan, Marketing PT Tunas Agro Lestari bilang, keunggulan jati solomon adalah dari proses pembibitan yang relatif lebih mudah. "Pembibitan juga memungkinkan pohon tumbuh seragam," kata Teddy.

Saat ini, Tunas Agro mampu menjual 10.000 bibit per bulan. Jika satu batang bibit dihargai Rp 20.000 per batang, Tunas Agro bisa memanen omzet hingga Rp 200 juta per bulan.

Teddy menjelaskan, investasi untuk satu hektare jati solomon itu bisa menghasilkan omzet hingga Rp 2,5 miliar. Omzet diperoleh setelah diameter pohon mencapai 30-39 cm dengan masa pembesaran selama 6-7 tahun. "Ukuran jati yang bagus harganya bisa Rp 10 juta per meter kubik," kata Teddy.

Saat ini, Tunas Agro sedang meneliti lagi bibit jati solomon agar menemukan bibit yang lebih berkualitas. "Jati itu komoditas utama dunia, dan berkontribusi dalam melestarikan lingkungan," kata Teddy.

Selain memiliki nilai jual tinggi, satu hal yang menjadi daya pikat tanaman jati solomon adalah pemeliharaannya yang mudah. Tapi investor mesti waspada, karena pohon jati itu rentan diserang hama saat umur pohon masih menginjak setahun.

Walaupun jenis tanaman jati jumbo atau jati solomon berbeda dengan jati biasa, tapi proses perawatan tanaman jati solomon tidak jauh berbeda dengan jati lokal yang sudah biasa kita kembangkan.

Tidak menemukan perbedaan yang mencolok antara merawat jati solomon dengan jati biasa. Ia juga tidak menemukan kendala yang berarti dalam membudidayakan jati solomon itu.

Namun, untuk investasi jati solomon ia menyarankan untuk mencari lahan yang terbaik. Pastikan lahan tempat bibit si jangkung itu tidak tergenang air atau lembab seperti rawa. "Tanah yang ideal untuk jati solomon adalah tanah yang stabil," kata Hari.

Usahakan tidak menanam jati solomon pada lahan yang basah alias becek. Sebab, tanah yang basah mengakibatkan pohon jati itu tidak bisa tumbuh. "Jika memang tanah gampang basah, harus dibuat drainase agar air bisa mengalir," urai Hari.

Soal ketinggian tanah, jati solomon cocok ditanam di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut, dengan temperatur suhu 28-35 derajat Celcius.

Hari mengingatkan, hindari menanam jati pada areal lahan yang berdekatan dengan perkotaan. Sebab, dari hitungan investasi nilainya akan lebih tinggi karena harga beli atau harga sewa lahan jatuhnya jadi lebih mahal.

Selain ancaman gangguan pertumbuhan dari faktor tanah, investor jati solomon juga memiliki risiko gagal panen. Pohon jati solomon bisa menjadi sasaran empuk bagi hama penyakit tanaman, seperti ulat, rayap, dan juga belalang.

Untuk mencegah risiko gagal panen akibat hama tersebut, dibutuhkan perawatan ekstra pada tahun pertama usia penanaman jati.

Salah satu solusi untuk menanggulangi aneka hama itu adalah dengan menyemprotkan pestisida. "Jika hama dibiarkan, pohon jati bisa layu dan bisa mati sebelum berkembang," terang Hari.

Hal lain yang bisa mengganggu investasi jati solomon adalah pembiaran tunas jati tumbuh di batang pohon. Usahakan pembersihan tunas bisa dilakukan berkala agar pohon tetap tumbuh lurus dengan sedikit cabang. "Jika lalai membersihkan tunas bisa mengganggu pertumbuhan," ungkap Hari.

Namun, dari sisi perawatan lainnya, jati solomon lebih unggul ketimbang pohon jati biasa. Jati jumbo tidak perlu proses penjarangan, atau penyesuaian tingkat ketinggian tanam secara berkala. "Pohon jati solomon memiliki karakter tumbuh ke atas, sehingga ketinggian pohon nanti bisa sama tinggi," kata Teddy Pohan, Marketing PT Tunas Agro Lestari.

Selain itu, jati solomon tidak perlu ditanam dengan jarak dekat, seperti jati biasa. Jika jati biasa ditanam dengan jarak 1,5 meter, jati solomon cukup ditanam dengan jarak 3 meter hingga 4 meter. "Jati biasa harus ditanam berdekatan agar pohon bisa tegak lurus," kata Teddy.

Teddy menyarankan, calon investor jati solomon mencari lahan yang memiliki curah hujan di bawah 1.500 mm per tahun. Sebab, di masa awal penanaman, jati butuh kadar air yang cukup. "Usahakan juga mencari lahan yang mengandung kapur tinggi," kata Teddy.

http://kontan.co.id

0 komentar:

Posting Komentar