tag:blogger.com,1999:blog-1302499992290966452024-03-12T22:33:41.996-07:00Pusat Penjualan bibit jati mutiara atau new solomonprisma jayahttp://www.blogger.com/profile/06932396838931286553noreply@blogger.comBlogger14125tag:blogger.com,1999:blog-130249999229096645.post-88070892413532301032012-09-30T19:37:00.000-07:002012-09-30T19:37:32.386-07:00Pemesanan bibit jati jumbo<h2 style="text-align: justify;">
<span style="color: #274e13;">TATA CARA PEMESANAN BIBIT JATI JUMBO - Jati Mutiara</span></h2>
<div style="text-align: justify;">
Kami Melayani Pengiriman ke seluruh wilayah di Indonesia<br /><br />Tata Cara Pemesanan dan Pembayaran<br /><br /><span style="color: #274e13;"><span style="font-size: large;"><b>PEMESANAN</b></span></span><br />Pemesanan Cepat Dapat dilakukan Melalui SMS :<br />Order.nama.JML.Alamat. ——->Kirim ke 0856-9281-9898<br />contoh :<br />Order.ANDI.1000.jl.jakarta 31 bandung —–> kirim ke 0856-9281-9898<br /><br /><span style="font-size: large;"><span style="color: #274e13;"><b>Pembayaran</b></span></span><br />Dapat Melalui Transfer Bank :<br />BCA 5745105791 an. Yosman Herawan<br />Mandiri : 132-000-60-544-32<br />Silakan Konfirmasi Jika Sudah Transfer ke 0856-9281-9898<br /><span style="color: blue;"><b><span style="font-size: large;"><br />Pengiriman</span></b></span><br />Pengiriman Pulau Jawa kurang lebih 2-3 hari.<br />Luar pulau biasanya paling lambat 3-4 Hari<br /><br />Jasa Pengiriman AMAN , CEPAT dan TERPERCAYA<br />Cek bukti pengiriman / resi pengiriman di lihat www.jne.co.id<br /><br />Kami Bekerja sama dengan Jasa Pengiriman Terpercaya<br />TIKI/ JNE / Pandu siwi Sentosa / POS Indonesia / JALAN DARAT / JALAN LAUT<br /><br />Mengapa Anda Boleh Percaya Kepada Saya (Pengelola)?<br />Saudara, setiap produk yang saya lepas ke pasar online, saya selalu berdiri tegak di belakangnya. Artinya, saya menggaransi penuh bahwa produk tersebut memang terbukti, dan berkwalitas.Selain itu, saya juga menggaransi kepuasan anda. Saya tidak akan berhitung rugi untuk mengganti produk yang rusak. Jika produk yang anda terima rusak atau tidak berfungsi, silahkan anda kontak pengelola dan anda kembalikan produk tersebut. Maka produk pengganti akan segera saya kirim ke alamat anda. Saya juga tidak akan memungut biaya tambahan sedikitpun, termasuk biaya kirim ulang.Demikian pula dengan pengiriman produk:<br /><br /><br /><b><span style="color: blue;">SAYA MENGGARANSI<br />PRODUK SAMPAI DI TANGAN ANDA DENGAN SELAMAT.</span></b><br /><br />Jika pengiriman via TIKI ternyata tidak sampai, dan anda terbukti belum menerima barang hingga melebihi 3 hari, segeralah anda kontak pengelola. Dan produk pengganti segera saya kirim tanpa memungut biaya sedikitpun. (Tentu setelah saya melakukan konfirmasi ke TIKI).<br />Alhamdulillah, sampai detik ini, kasus sedemikian rupa belum pernah terjadi, meskipun pengiriman kami menelusup (masuk) sampai pulau-pulau kecil di luar pulau Jawa, dan telah mencapai seribu kali lebih pengiriman.Saat ini pengiriman kami sudah sampai ke beberapa wilayah yang cukup jauh seperti: Nunukan, Samarinda, Bontang, Balikpapan, Banjarmasin, Aceh, Medan, Padang, Pekanbaru, Batam, Pulau Karimun, Lubuk Linggau (Sum-Sel), Jambi, Kendari, Manado, Makassar, Pulau Buton (Bau-Bau), Timika Papua, Ambon, Kupang (NTT), Bali, dll. Bahkan menembus hingga ke LUAR NEGERI.Hampir semua custumer kami, belanja secara online (kecuali satu dua orang yang memang tinggal berdekatan dengan alamat rumah). Mereka belum pernah sama sekali bertemu dengan pengelola. Bahkan banyak yang tidak melakukan kontak telepon sebelumnya. Hanya sms beberapa kali saja. Tetapi, alhamdulillah, mereka sekarang ini telah menjadi pelanggan abadi kami: Belanja lagi dan belanja lagi dengan nilai puluhan juta rupiah setiap belanja.Bagi saya, kepercayaan anda merupakan asset paling berharga di bisnis ini.Dan, sesuai keyakinan saya, kepercayaan anda adalah amanah yang harus saya pertanggungjawabkan.Selain itu, dan ini yang paling penting: Saya juga tidak mungkin mengorbankan bisnis online saya yang terus berkembang seiring lahirnya situs-situs bisnis saya yang baru dari produk lain, hanya untuk mendapatkan keuntungan sesaat yang jumlah dan nilainya tidak seberapa.Meski demikian, saya tahu diri dan saya sangat menyadari, jika saya tidak mungkin memaksa anda untuk percaya.<br /></div>
prisma jayahttp://www.blogger.com/profile/06932396838931286553noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-130249999229096645.post-43797314098230517702012-05-31T19:32:00.001-07:002014-07-06T07:00:24.845-07:00Investasi kebun, dijual tanah Murah kavling untuk perkebunan<h2 style="text-align: center;">
<b>DIJUAL TANAH untuk perkebunan per kavling.</b></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<b>1 kavling luas = 15.000 m atau 1,5ha</b></h2>
<h2 style="color: #274e13; text-align: center;">
<b>Harga per meter hanya Rp. 9.000/m<br />HARGA TANAH TERMURAH DI DUNIA...!<br />BUKTIKAN...!</b></h2>
<h2 style="color: blue; text-align: center;">
<b>Sertifikat HAK MILIK = SHM<br />
catatan : Tanah masih kebun kelapa sawit.<br />
Banyak di rombak untuk Tanam :<br />
1. Jati Super<br />
2. Jabon<br />
3. Sengon<br />
4. GAHARU<br />
5. Singkong untuk bioetanol export ke jepang</b></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<b>Lokasi Area Perkebunan - Pandeglang/ Serang Banten </b><br />
dari Jakarta hanya sekitar 4 jam<br />
<br />
Berminat Hub. 0812.87932.777</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0wY2T2G6hYk4SN6rr2Fp294UCkXFTG2K00oXPqa_x-2oaTZiXl233dbqHMdzSge0i_3Gdf58YdbN5gwR8uOpNLvBhp06MpJ4XYtEt276vzwKTnc3WfQ6xE2jClTZDpJUE1A6mX8VrIwA/s1600/sawit.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0wY2T2G6hYk4SN6rr2Fp294UCkXFTG2K00oXPqa_x-2oaTZiXl233dbqHMdzSge0i_3Gdf58YdbN5gwR8uOpNLvBhp06MpJ4XYtEt276vzwKTnc3WfQ6xE2jClTZDpJUE1A6mX8VrIwA/s1600/sawit.jpg" /></a></div>
<h2 style="text-align: center;">
<br />
</h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrR0Brvik5FNzPAmIoii0b51YowQweKiJhqbgNW6UhP6lrvZFXPU7wv8XLm0GIJv2IbS4Ab8vFRB5GVRwOzvdBg7mK6CxSS3yqYF8-smuz6jCPc5zN3VRdi9-sJmume5f8TNudYQMZ0IU/s1600/sawit2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrR0Brvik5FNzPAmIoii0b51YowQweKiJhqbgNW6UhP6lrvZFXPU7wv8XLm0GIJv2IbS4Ab8vFRB5GVRwOzvdBg7mK6CxSS3yqYF8-smuz6jCPc5zN3VRdi9-sJmume5f8TNudYQMZ0IU/s1600/sawit2.jpg" /></a></div>
<h2 style="text-align: center;">
<br />
</h2>
prisma jayahttp://www.blogger.com/profile/06932396838931286553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-130249999229096645.post-29902598495121828342012-04-20T22:30:00.001-07:002012-04-20T22:30:30.263-07:00kultur jaringan jati new solomon<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<b style="color: #274e13;"><span style="font-size: large;">JATI NEW SOLOMON KULTUR JARINGAN</span></b><br /><br />Kultur jaringan atau biakan jaringan merupakan teknik pemeliharaan jaringan atau bagian dari individu secara buatan (artifisial). Yang dimaksud secara buatan adalah dilakukan di luar individu yang bersangkutan. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro, sebagai lawan dari in vivo. Dikatakan in vitro (bahasa Latin, berarti "di dalam kaca") karena jaringan dibiakkan di dalam tabung inkubasi atau cawan Petri dari kacatumbuhan maupun hewan (termasuk manusia) namun masing-masing jaringan memerlukan komposisi media tertentu. baik dari tumbuhan maupun hewan (termasuk manusia) namun masing-masing jaringan memerlukan komposisi media tertentu. atau material tembus pandang lainnya. Kultur jaringan secara teoretis dapat dilakukan untuk semua jaringan,<br /> <br />KULTUR JARINGAN<br /><br />Kultur Jaringan adalah teknik memperbanyak tanaman dengan memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan secara invitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. Yang menjadi dasar kultur jaringan ini adalah teori totipotensi sel yang berbunyi “setiap sel organ tanaman akan mampu tumbuh menjadi tanaman yang sempurna jika ditempatkan di lingkungan yang sesuai. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperbanyak tanaman dengan waktu yang lebih singkat.<br /><br />Begitu banyak tanaman yang dapat dibudidayakan dengan kultur jaringan ini seperti Acasia sp, Eucalyptus sp, jati, jelutung, gaharu, sengon, sonokeling, berbagai jenis pisang, berbagai jenis anggrek, dsb.<br /><br />Penanaman Jati dengan Metode Kultur Jaringan<br />Jati (Tectona grandis) merupakan famili dari Verbenacea. Merupakan penghasil kayu yang berkualitas, terkenal dengan keawetan dan kekuatannya, dan keindahan teksturnya membuatnya menjadi bahan furniture. Peluang pasar jati amat tinggi, akibatnya permintaan akan bahan kayu jati pun amat tinggi. Akan tetapi sayangnya permintaan tersebut belum dapat diimbangi dengan permintaan bahan kayu jati. Penghasilan baru bahan jati Indonesia adalah 2,5 juta m3/tahun. Harga jati sendiri cukup tinggi. Harganya di dalam negeri sekitar 8-9 juta /m3 sedangkan di luar negeri sekitar 15 juta/m3. akan tetapi walaupun tanaman jati merupakan tanaman yang potensial masih tetap ada kendala dalam hal produksi jati, diantaranya adalah:<br /><br /> Jati memerlukan investasi jangka panjang.<br /> Masyarakat dan perusahaan swasta kurang meminati bidang produksi jati.<br /> Sulit didapatnya bibit yang berkualitas dalam skala banyak dan seragam.<br /><br />Seperti yang kita singgung sedikit tentang teori totipotensi yang menyebutkan bahwa secara teoritis tiap sel organ tanaman akan bisa tumbuh menjadi tanaman yang sempurna jika ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai. Maka digunakanlah metode kultur jaringan ini untuk membudidayakan pohon jati.<br />Media untuk kultur jaringan ini mengandung:<br /><br /> Unsur hara makro dan mikro<br /> Vitamin<br /> Gula<br /> Agar (untuk memadatkan larutan)<br /><br />Zat pengatur tumbuh:<br />o Auksin (pertumbuhan tinggi dan akar)<br />o Sitokinin (penggandaan tunas)<br />Proses pembuatan media kultur itu sendiri adalah sebagai berikut:<br />Bahan kimia ditimbang, dilarutkan dalam air destilasi (air bebas mineral), lalu PH larutan diukur, campurkan agar kemudian dimasaka hingga mendididh, lalu tuangkan media kedalam botol ukur, setelah itu berikan label media dan disterilkan dengan autoclare.<br /><br />Proses selanjutnya adalah sterilisasi eksplan jati, yang caranya adalah sebagai berikut:<br /><br /> Siapkan pucuk tunas muda jati.<br /> Lalu rendam didalam larutan fungisida dan bakterisida.<br /> Lalu rendam dalam larutan disinfektan (Clorox/baydin)<br /> Dicuci dengan air steril hingga bersih dari desifektan.<br /> Lalu tanam didalam media inisiasi tunas invitro.<br /><br />Tunas-tunas yang ditanam dalam media invitro, disimpan di ruang steril. Botol steril disimpan pada rak kultur yang diberi cahaya lampu TL dengan intensitas cahaya 1000-4000 lux. Lampu TL diatur 16 jam menyala dan 8 jam padam agar sesuai seperti keadaan siang dan malam di bumi. Ruangan tempat penyimpanan dijaga suhunya di temperatur 250-280 C dengan menggunakan AC. Dan secara berkala ruang kultur disteril dengan menggunakan formalin. Inisiasi In vitro pertama adalah saat tunas berusia 3 minggu dan pemanjangan tunas 3-4 minggu.<br /><br />Setelah itu akan ada proses aklimatisasi yaitu pembiasaan tanaman eksplan dari media botol ke media tanah. Proses aklimatisasi dilanjutkan dengan pembesaran bibit di polybag.<br />Kelebihan bibit hasil kutur jaringan antara lain :<br /><br /> Kontinuitas ketersediaan bibit dalam jumlah besar akan terjaga sepanjang waktu.<br /> Bibit yang sama memiliki sifat yang sama dengan induknya.<br /> Bibit yang dihasilkan bebas dari penyakit dan virus.<br /> Lebih cepat tumbuh.<br /><br />Cara Melakukan Pemindahan Tanaman Eksplan, Mempersihkan Kalusnya, dan Proses Aklimitasi<br />1. memindahkan tanaman eksplan & membersihkan kalusnya.<br />Alat dan bahan:<br />o Pinset steril.<br />o Pisau khusus steril.<br />o Kapas steril.<br />o Alat laminar.<br />o Tanaman eksplan.<br />o Dua buah botol dengan media agar didalamnya.<br />o Spiritus<br />o Korek api.<br />o Wadah pinset dan pisau.<br />o Alkohol.<br />Cara kerja:<br />o Sterilkan tangan dengan menyemprotkan alkohol ke tangan.<br />o Keluarkan tanaman eksplan yang akan dibersihkan kalusnya dengan menggunakan pinset.<br />o Letakkan di sebuah wadah dengan kapas diatasnya.<br />o Jepit bagian batang eksplan dengan pinset kemudian potong bagian kalusnya menggunkan pinset denganhati-hati. Potong kalus dari keempat sisinya. Jangan sampai kalus tersebut terpotong semua.<br />o Setelah selesai proses pemotongannya, bersihkan kalus tersebut dari media dengan menggunkan kapas steril.<br />o Pindahkan tanaman eksplan yang telah bersih dengan menggunakan pinset ke dalam media agar pada botol yang baru.<br />o Tutup botol tersebut, jaga agar tetap steril.<br />o Setelah selesai, celupkan pisau dan pinset kedalam alcohol kemudian bakar dengan api dan lekas letakkan kembali pada wadahnya.<br /><br />Proses pensterilan selalu dilakukan secara rutin tiap sebulan sekali selama 24 jam. Botol-botl berisi tanaman eksplan disimpan di rak-rak dengan suhu 240-260 C selama 24 jam (setiap botol harus diberi label). Vitamin yang diberikan untuk eksplan yaitu C, B2, & B3 kemudian diaduk dengan gula dan agar-agar. Waktu tumbuh tanaman eksplan yaitu: induksi (3 minggu), multipikasi (3 minggu), aklimitasi (3 minggu). Biasanya tanaman diberi “bapitrof” (obat yang diberikan setelah proses aklimitasi yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar).<br /><br />2. Proses Aklimitasi.<br />Proses aklimitasi mmerlukan kadar kelembaban 80%. Di perkebunan & Greenhouse biasanya digunakan suatu alat yang disebut sonic level fungsinya antara lain:<br /><br /> mengusir serangga dengan getarannya.<br /> merangsang pertumbuhan tanaman.<br /><br />Untuk mengukur PH tanaman menggunakan PH meter, ukuran PH tanaman biasanya ± 5,7-5,8 PH. Apabila PH tinggi diberi KOH, NaOh, apabila PH rendah diberi HCL.<br />Tanaman-tanaman yang terdapat di Greeen House di antaranya:<br /><br /> Pohon kelengkeng.<br /> Zodia.<br /> Pohon meranti.<br /> Pohon jelutung.<br /> Pohon jati.<br /> Pohon buah merah.<br /> Pohon mahoni.<br /> Pohon gaharu.<br /> Lalu pisang ABACA (Musa textilis Nec) yang seratnya diambil untuk:<br /><br />o Tissue<br />o Kertas uang.<br />o Dokumen.<br />o Cheque<br />o Plester.<br />o Kertas mimeograph.<br />o Kantung teh.</div>prisma jayahttp://www.blogger.com/profile/06932396838931286553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-130249999229096645.post-58177140233014016702012-04-20T22:21:00.002-07:002012-04-20T22:21:36.693-07:00Pencegahan hama jati mutiara atau jati new solomon<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<b style="color: #274e13;"><span style="font-size: large;">PENCEGAHAN HAMA JATI NEW SOLOMON</span></b><br /><br />Jenis hama yang menyerang areal pertana daerah dan organ yang diserang sebagai berikut :<br /><br />(1) Hama yang menyerang daun<br /><br />Hama yang menyerang daun ada sekitar 139 jenis. Jenis yang berasal dari kelompok Coleoptera ada 41 jenis, Lepidoptera 80 jenis, dan Orthoptera 18 jenis. Jenis hama penting yang perlu diperhatikan yaitu Eutectona machaerallis (Lepidoptera: Pyralidae) dan Hyblaea puera (Lepidotera: Hyblaeidae). Tanda-tanda serangan maupun cara pengendaliannya sama dengan tanda-tanda maupun pengendalian hama di pesemaian.<br /><br />Beberapa jenis hama yang menyerang daun di malam hari di antaranya Colasposoma asperatum, C. downesi, Nodostoma sp.,Sebaethe sp., Astycus sp., Crinorrhinus sp., Adorectus sp., dan Apogonia sp. Hama-hama tersebut memakan daun jati (daging daun) sehingga daun hanya tinggal kerangka saja.<br /><br />Salah satu upaya untuk pencegahan yaitu dengan cara biologis. Areal pertanaman jati perlu didiversifikasi dengan jenis tumbuhan lain untuk mengalihkan pola konsumsi hama pemakan daun. Beberapa jenis tanaman yang dapat ditanam yaitu Calicarpa arborea, C. cana. C. macrophylla, Tectona hamlitoniana, Vitex spp., Bignonia spp., dan Heterophragma spp. Salah satu pilihan yang terbaik adalah dengan penanaman mimba (Azadirachta indica ).( Kami menyediakan bibit mimba ).Serangan hama yang menyerang daun dapat dikendalikan dengan dilakukan penyemprotan insektisida Malathion 0,05%.<br /><br />(2) Hama yang menyerang batang<br />Batang jati tidak luput dari serangan hama penggerek batang seperti Cossus cadambae, Endoclita chalybeata, Idarbela quadrinotata, Sahyadrassus malabaricus (Lepidoptera: Cossidaej Hepialdae), dan Dihammus cervicus (Coleoptera: Cerambycidae). Sedangkan jenis insekta yang sering menimbulkan gall (kanker) yaitu Asphondylia tectonae (Diptera: Itonididae), Anoplocnemis taistator, Icerya formicarum, Laccifer lacca, Planococcus sp., dan Perisopneumon sp. (Homoptera: Lacciferidae).<br /><br />Gejala penyakit kanker muncul setelah 3—4 tahun, bahkan ada yang 7 tahun, setelah terjadi serangan. Gejala yang tempak antara lain batang membengkak dan berlubang-lubang, serta warna kulit batang berubah menjadi cokelat kehitaman akibat keluarnya lendir. Kualitas kayu dari tanaman yang terserang akan turun sehingga nilai jualnya pun turun.<br /><br />Hadirnya hama penyebab kanker diusahakan dicegah karena dapat menurunkan kualitas kayu. Cara pencegahannya antara lain :<br /><br />• mengupayakan penjarangan secara dini,<br />• tidak menanam jati di areal yang bercurah hujan di atas 2000 mm per tahun,<br />• membersihkan gulma secara periodik untuk menurunkan tingkat kelembapan lahan dan lingkungan.<br /><br />Tindakan pemberantasan dapat diupayakan dengan penyemprotan insektisida sistemik. Apabila diketahui ada yang terserang, pohon tersebut segera ditebang.<br /><br />Walaupun tidak tahan terhadap serangan hama di atas, tanaman jati secara fisik sesuai kondisi pohon (baik basah maupun kering) memiliki daya tahan terhadap gangguan hama sejenis rayap. Keadaan ini dikarenakan batang jati mengandung fenolic acid berupa asiri tectoquinone (anthroquinone) yang mampu memproteksi gangguan.<br /><br />Penanaman Mimba (Azadirachta indica) di lahan di antara tanaman jati akan menjadi penjaga alami bagi tanaman jati. Karena hama perusak yang mendarat secara acak di tanaman mimba akan mengalami kemandulan hingga kematian dalam 1 x 24 jam pada saat hama ini melakukan pola perusakan yang sama terhadap tanaman mimba.</div>prisma jayahttp://www.blogger.com/profile/06932396838931286553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-130249999229096645.post-527315688132424622012-04-20T22:08:00.003-07:002012-04-20T22:09:15.470-07:00Pemeliharaan Jati new solomon<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">1. Membersihkan lahan dari gulma disekitar pohon.</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">2. Untuk daerah yang banyak rayap atau hama akar, seperti uret, uter-uter atau lainnya, taburkan sekitar 50 gram currater, ruby (Carbofuran) disekeliling batang. </span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">3. Penyiraman disesuaikan dengan kondisi lapangan. </span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">4. Pemupukan dapat diulangi setiap 3 bulan dengan NPK Mutiara sebanyak 100-150 gram/pohon, apabila telah memasuki musim penghujan. </span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">5. Pada umumnya pohon Jati Solomon sangat tahan terhadap serangan hama. Apabila terdapat ulat daun yang menyerang daun pada umumnya dapat diatasi dengan disemprot insektisida. Sedangkan serangan inger-inger, oleng-oleng yang melubangi batang dapat diatasi dengan paraffin, meni kayu dan semprotkan insektisida. </span></span>prisma jayahttp://www.blogger.com/profile/06932396838931286553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-130249999229096645.post-14916752109221125222012-04-20T21:31:00.004-07:002012-04-20T21:31:48.795-07:00Pengetahuan tentang pupuk,jenis dan aplikasinya<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="color: #274e13; font-size: x-large;"><b>Jenis-jenis pupuk dan Aplikasinya</b></span><br /><br />Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi katersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman dan arang kayu. Pemakaian pupuk kimia kemudian berkembang seiring dengan ditemukannya deposit garam kalsium di Jerman pada tahun 1839.<br /><br />Dalam pemilihan pupuk perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan jenis unsur hara yang dikandungnya, serta manfaat dari berbagai unsur hara pembentuk pupuk tersebut. Setiap kemasan pupuk yang diberi label yang menunjukkan jenis dan unsur hara yang dikandungnya. Kadangkala petunjuk pemakaiannya juga dicantumkan pada kemasan.karena itu, sangat penting untuk membaca label kandungan pupuk sebelum memutuskan untuk membelinya. Selain menentukan jenis pupuk yang tepat, perlu diketahui juga cara aplikasinya yang benar, sehingga takaran pupuk yang diberikan dapat lebih efisien. Kesalahan dalam aplikasi pupuk akan berakibat pada terganggunya pertumbuhan tanaman. Bahkan unsur hara yang dikandung oleh pupuk tidak dapat dimanfaatkan tanaman.<br /><br />Penggolongan Pupuk<br /><br />Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni <b style="color: #274e13;">pupuk organik dan pupuk anorganik</b>. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk tinggi.<br /><br /><b style="color: #274e13;">Pupuk anorganik atau pupuk buatan</b> adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen.<br /><br />Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium phospat yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor.<br /><br />Menurut cara aplikasinya, pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun tanaman. Contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Grow More, dan Vitabloom. Pupuk akar diserap tanaman lewat akar dengan cara penebaran di tanah. Contoh pupuk akar adalah urea, NPK, dan Dolomit.<br /><br />Menurut cara melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan menjadi dua yakni pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release ditebarkan ke tanah dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat habis, bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau tercuci oleh air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA dan KCL.<br />Pupuk slow release atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled release) akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan demikian, manfaat yang dirasakan dari satu kali aplikasi lebih lama bila dibandingkan dengan pupuk fast release. Mekanisme ini dapat terjadi karena unsur hara yang dikandung pupuk slow release dilindungi secara kimiawi dan mekanis.<br /><br />Perlindungan secara mekanis berupa pembungkus bahan pupuk dengan selaput polimer atau selaput yang mirip dengan bahan pembungkus kapsul. Contohnya, polimer coated urea dan sulfur coated urea. Perlindungan secara kimiawi dilakukan dengan cara mencampur bahan pupuk menggunakan zat kimia, sehingga bahan tersebut lepas secara terkendali. Contohnya Methylin urea, Urea Formaldehide dan Isobutilidern Diurea. Pupuk jenis ini harganya sangat mahal sehingga hanya digunakan untuk tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis tinggi.<br /><br /><b style="color: #38761d;">JENIS-JENIS PUPUK</b><br />A.Pupuk Sumber Nitrogen<br /><br />Hampir seluruh tanaman dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat atau amonium yang disediakan oleh pupuk. Nitrogen dalam bentuk nitrat lebih cepat tersedia bagi tanaman. Amonium juga akan diubah menjadi nitrat oleh mikroorganisme tanah, kecuali pada tembakau dan padi. Tembakau tidak dapat mentoleransi jumlah amonium yang tinggi. Untuk menyediakan nitrogen pada tembakau, gunakan pupuk berbentuk nitrat (NO3-) dengan kandungan nitrogen minimal 50%. Pada padi sawah, lebih baik gunakan pupuk berbentuk amonium (NH4+) karena pada tanah yang tergenang, nitrogen mudah berubah menjadi gas N2. umumnya pupuk dengan kadar N yang tinggi dapat membakar daun tanaman sehingga pemakaiannya perlu lebih hati-hati.<br />A.1. Amonium Nitrat<br /><br />Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah panas. Pupuk ini dapat membakar tanaman jika diberikan terlalu dekat dengan akara atau langsung kontak dengan daun. Ketersediaan bagi tanaman sangat cepat sehingga frekuensi pemberiannya harus lebih sering. Amonium nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama.<br />A.2.Amonium Sulfat (NH4)2 SO4<br /><br />Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen (N) dan 26% sulfur (S), berbentuk kristal dan kurang higroskopis. Reaksi kerjanya agak lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar. Sifat reksinya asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber-pH rendah. Selain itu, pupuk ini sangat baik untuk sumber sulfur. Lebih disarankan dipakai didaerah panas.<br />A.3.Kalsium Nitrat<br /><br />Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut didalam air, dan sebagai sumber kalsium yang sangat baik karena mengandung 19% kalsium Ca. sifat lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis.<br />A.4.Urea (CO(NH2)2)<br /><br />Pupuk urea mengandung 46% nitrogen (N). Karena kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini sangat higroskopis. Urea sangat mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga menguap dalam bentuk amonia.<br />B. Pupuk Sumber Fosfor <br />B.1.SP36<br /><br />Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5.pupuk ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis dan bersifat membakar.<br />B.2.Amonium Phospat<br /><br />Monoamonium Phospat (MAP) memiliki analisis 11.52.0. Diamonium Phospat memiliki (DAP) analisis 16.48.0 atau 18.46.0. pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal tanaman (styarter fertillizer). Bentuknya berupa butiran berwarna cokelat kekuningan. Reaksinya termasuk alkalis dan mudah larut di dalam air. Sifat lainnya adalah tidak higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan tidak bersifat membakar karena indeks garamnya rendah.<br />C.Pupuk Sumber Kalium <br />C.1.Kalium Chlorida (KCl)<br /><br />Mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat higroskopis. Khlor berpengaruh negatif terhadap tanaman yang membutuhkannya, misalnya kentang, wortel dan tembakau.<br />C.2.Kalium Sulfat (K2SO4)<br /><br />Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%. Bentuknya berupa tepung putih yang larut didalam air, sifatnya agak mengasamkan tanah. Dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam. Tanaman yang peka terhadap keracunan unsur Cl, seperti tembakau disarankan untuk menggunakan pupuk ini.<br />C.3.Kalium Nitrat (KNO3<br /><br />Mengandung 13% N dan 44% K2O. berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.<br />D.Pupuk Sumber Unsur Hara Sekunder<br />D.1.Kapur Dolomit<br /><br />Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan. Dikenal sebagai bahan untuk menaikkan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik. Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat ditentukan oleh ukuran butiran. Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya.<br />D.2.Kapur Kalsit<br /><br />Berfungsi untuk meningkatkan pH tanah. Dikenal sebagai kapur pertanian yang berbentuk bubuk. Warnanya putih dan butirannya halus. Pupuk ini mengandung 90-99% Ca. Bersifat lebih cepat larut dalam air.<br />D.3.Paten Kali (Kalium Magnesium Sulfat)<br /><br />Berbentuk butiran berwarna kuning. Mengandung 30% K2O, 12% S, dan 12% MgO. Sifatnya agak sukar larut dalam air. Selain untuk memperbaiki defisiensi Mg, pupuk ini juga bermanfaat untuk memperbaiki kejenuhan basa pada tanah asam.<br />D.4.Kapur Gypsum<br /><br />Berbentuk bubuk dan berwarna putih. Mengandung 39% Ca, 53% S dan sedikit Mg. Ditebarkan dalam sekali aplikasi. Jika terkena air, gypsum yang ditebarkan akan menggumpal dan mengeras seperti tanah liat (cake). Gypsum digunakan untuk menetralisir tanah yang terganggu karena kadar garam yang tinggi, misalnya pada tanah di daerah pantai. Aplikasi gypsum tidak banyak berpengaruh pada perubahan pH tanah.<br />D.5.Bubuk Belerang (Elemental Sulfur)<br /><br />Umumnya, sulfor disuplai dalam bentuk sulfat yang terdapat pada berbagai jenis pupuk. Kandungan sulfat tersebut tidak berpengaruh dalam penurunan pH tanah. Selain terdapat dalam berbagai jenis pupuk, bubuk belerang adalah sumber sulfur yang terbesar, kandungannya dapat mencapai 909%. Namun, bubuk ini tidak lazim digunakan untuk mengatasi masalah defisiensi sulfur, tetapi tidak lebih banyak digunakan untuk menurunkan pH tanah. Penggunaannya tidak boleh melebihi 25 gram/m2, karena bubuk sulfur dapat mengakibatkan gejala terbakarnya daun tanaman (burning effect).<br />E.Pupuk Sumber Unsur Hara Mikro<br /><br />Saat ini kebutuhan pupuk mikro sudah mulai terasa di Indonesia. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa tanaman padi sawah dan teh di beberapa daerah di Jawa sudah memulai membutuhkan tambahan Zn dari pupuk.<br />Pupuk sebagai unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk, yakni bentuk garam anorganik dan bentuk organik sintesis. Kedua bentuk ini mudah larut dalam air. Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam organik adalah Cu, Fe, Zn dan Mn yang seluruhnya bergabung dengan sulfat. Sebagai sumber boron, umumnya digunakan sodium tetra borat yang banyak digunakan sebagai pupuk daun. Sumber Mo umumnya menggunakan sodium atau amonium molibdat.<br /><br />Bentuk organik sintesis ditandai dengan adanya agen pengikat unsur logam yang disebut chelat. Chelat adalah bahan kimia organik yang dapat mengikat ion logam seperti yang dilakukan oleh koloid tanah. Unsur hara mikro yang tersedia dalam bentuk chelat adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn.<br /><br />Selain disediakan oleh kedua jenis pupuk diatas, unsur hara mikro juga disediakan oleh pupuk majemuk yang beredar di pasaran. Pupuk slow release dan pupuk daun biasanya dilengkapi dengan satu atau lebih unsur mikro.<br />E.1.Pupuk Majemuk<br /><br />Pemakaian pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas. Berbagai merk, kualitas dan analisis telah tersedia di pasaran.kendati harganya relatif lebih mahal, pupuk majemuk tetap dipilih karena kandungan haranya lebih lengkap. Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besaran butiran yang seragam dan tidak terlalu higroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak cepat menggumpal. Hampir semua pupuk majemuk bereaksi asam, kecuali yang telah mendapatkan perlakuan khusus, seperti penambahan Ca dan Mg.<br /><br />Variasi analisis pupuk mejemuk sangat banyak. Meskipun demikian, perbedaan variasinya bisa jadi sangat kecil, misalnya antara NPK 15.15.15 dan NPK 16.16.16. Variasi analisis pupuk, seperti 15.15.15, 16.16.16, dan 20.20.20 menunjukkan ketersediaaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk majemuk dengan variasi analisis seperti ini antara lain untuk mempercepat perkembangan bibit; sebagai pupuk pada awal peneneman; dan sebagai puk susulan saat tanaman memasuki fase generatif, seperti saat mulai berbunga.<br /><br />Dalam memilih pupuk majemuk perlu dipertimbangkan beberapa faktor, antara lain kandungan unsur hara yang tinggi, kandungan unsur hara mikro dan harga perkilogramnya.contoh cara mempertimbangkan pemilihan pupuk majemuk, variasi analisis pupuk NPK 20.20.20 memiliki kandungan hara yang lebih tinggi daripada NPK 15.15.15, tetapi sifatnya sangat higroskopis sehingga mudah sekali menggumpal. Karena itu, variasi analisis pupuk ini sebaiknya tidak dipilih karena bagian yang menggumpal tidak dapat digunakan.<br /><br />E.2.Pupuk Daun<br /><br />Daun memiliki mulut yang dukenal dengan nama stomata. Sebagian besar stomata terletak di bagian bawah daun. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur penguapan air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai daun. Saat suhu udara terlalu panas, stomata akan menutup sehingga tanaman tidak akan mengalami kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan membuka sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk dalam jaringan daun. Dengan sendirinya unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun juga masuk ke dalam jaringan daun.<br /><br />Sebenarnya, kandungan unsur hara pada pupuk daun identik dengan kandungan unsur hara pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun sering lebih lengkap karena ditambah oleh beberapa unsur mikro. Pemilihan analisis yang tepat pada pupuk daun perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang sama dengan analisis pada pupuk majemuk. Hanya saja, faktor sifat fisik dan kimia tanah tidak dijadikan sebagai faktor utama. Sebagai faktor utamanya adalah manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun bagi perkembangan tanaman dan peningkatan hasil panen.<br /><br />Pupuk daun berbentuk serbuk dan cair. Kualitasnya dianggap baik jika mudah larut di dalam air tanpa menyisakan endapan. Karena mudah larut dalam air, sifat pupuk daun menjadi sangat higroskopis. Akibatnya tidak dapat disimpan terlalu lama jika kemasannya telah dibuka.<br /><br />Kentungan menggunakan pupuk daun antara lain respon terhadap tanaman sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, tidak menimbulkan kerusakan sedikitpun pada tanaman, dengan catatan aplikasinya dilakukan secara benar. Dalam pemakaian pupuk daun dikenal istilah konsentrasi pupuk atau kepekatan larutan pupuk. Besarnya konsentrasi pupuk daun dinyatakan dalam bobot pupuk daun yang harus dilarutkan kedalam satuan volume air. Penentuan volume air dapat diketahui dengan membaca skala pada alat semprot. Angka konsentrasi ini sering dicantumkan p[ada kemasan pupuk. Jika konsentrasi pupuk yang digunakan melebihi konsentrasi yang disarankan, daun akan terbakar.<br />Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari karena bertepatan pada saat membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan pada bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun. Dua jam setelah penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi efektifitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan menyemprotkan pupuk daun pada saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar. Contoh pupuk daun yang beredar di pasaran yaitu Gandasil Daun 14.12.14 dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu dan Zn.<br />E.3.Pupuk Organik<br /><br />Kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk organik jauh lebih kecil daripada yang sempat di dalam pupuk buatan. Cara aplikasinya juga lebih sulit karena pupuk organik dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar daripada pupuk kimia dan tenaga kerja yang diperlukan juga lebih banyak. Namun, hingga sekarang pupuk organik tetap digunakan karena fungsinya belum tergantikan oleh pupuk buatan. Berikut ini beberapa manfaat dari pupuk organik.<br /><br /> Mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro meskipun dalam jumlah yang jauh lebih kecil.<br /> Memperbaiki granulasi tanah berpasir dan tanah padat sehingga dapat meningkatkan kualitas aerasi, memperbaiki drainase tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air.<br /> Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.<br /> Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah.<br /> Pada tanah asam, penambahan pupuk organik dapat membantu meningkatkan pH tanah.<br /> Penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan air.<br /><br />Jenis pupuk organik yang banyak dikenal sebagai berikut :<br /><br />- Pupuk Kandang<br />Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan cara penampungan pupuk kandang.<br />Pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki unsur hara yang lebih besar daripada jenis ternak lain. Penyebabnya adalah kotoran padat pada unggas tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine selalu lebih tinggi daripada kotoran padat.seperti kompos, sebelum digunakan, pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian. Dengan demikian kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio.<br />Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung cepat sehingga terbentuk panas. Pupuk dingin terjadi sebaliknya, C/N yang tinggi menyebabkan pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak menimbulkan panas.<br /><br />Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yaitu berwarna cokelat kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal, dan tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya relatif stabil.<br /><br /><span style="color: #274e13; font-size: large;"><b>- Kompos</b></span><br />Kompos adalah kasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos ditentukan oleh besarnya perbandingan antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N ratio).<br /><br />Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai secara sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama dibanding dengan C/N rasio rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15.<br /><br />Bahan kompos seperti sekam, jerami padi, batang jagung dan serbuk gergaji memiliki C/N rasio antara 50-100. daun segar memiliki C/N rasio sekitar 10-20. Proses pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga 12-15. sampai dengan proses penguraian sempurna, tanaman akan bersaing dengan mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara. Karena itu disarankan untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos yang belum terurai sempurna terpaksa digunakan.<br /><br />Kandungan unsur hara dalam kompos sangat bervariasi. Tergantung dari jenis bahan asal yang digunakan dan cara pembuatan kompos. Kandungan unsur hara kompos sebagai berikut.<br />- Nitrogen 0,1 – 0,6%<br />- Fosfor 0,1 – 0,4%<br />- Kalium 0,8 – 1,5%<br />- Kalsium 0,8 – 1,5%<br />Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab, gembur dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Penggunaan dosis tertentu pada pupuk kompos lebih berorientasi untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah daripada untuk menyediakan unsur hara.<br /><br />- Mikroba Penyubur Tanah<br />Kemajuan ilmu mikrobiologi tanah berhasil memperbanyak mikroba tanah yang bermanfaat dan mengemasnya sebagai pupuk cair. Mikroba yang telah dikemas ini kemudian disemprotkan ke tanah hingga berkembang biak dan memberi dampak positif bagi kesuburan tanah.<br /><br />Jenis bakteri dan jamur yang biasa digunakan diantaranya Rhizobium, Lactobacillus, Streptomyces, Micoriza, dan Aspergillus. Jenis dan fungsi mikroba sangat beragam, cara penggunaanpun berbeda-beda. Karena itu sebaiknya baca petunjuk pada label atau brosur dengan seksamasebelum menggunakannya.<br /><br />Mikroba juga membutuhkan waktu untuk berkembang biak sehingga hasil aplikasi mikroba penyubur tanah tidak langsung terlihat pada tanaman. Jumlah mikroba yang telah disemprotkan pun sangat mungkin akan berkurang karena faktor cuaca. Aplikasi mikroba sebaiknya dilaksanakan secara rutin setiap dua minggu sekali. Alat semprot yang digunakan sebaiknya bukan yang biasa dipakai untuk menyemprot pestisida, karena pestisida akan mematikan mikroba. Selain itu, tidak disarankan menyemprotkan pestisida terutama fungisida pada tanah yang telah diaplikasi mikroba.<br /><br /><span style="color: #38761d; font-size: large;"><b>CARA APLIKASI DAN PENGGUNAANNYA</b></span><br />A. Cara Aplikasi Pupuk Kimia<br />A.1.Larikan<br />Caranya, buat parit kecil disamping barisan tanaman sedalam 6-10 cm. Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup kembali. Cara ini dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi baris tanaman. Pada jenis pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar di sekeliling pohon dengan jari-jari 0,5-1 kali jari-jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah menguap dapat langsung ditempatkan di atas tanah.<br /><br />Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup kembali dengan tanah. Hindari membuat larikan hanya pada salah satu sisi baris tanam karena menyebabkan perkembangan akar tidak seimbang. Karena itu, aplikasi pupuk kedua harus ditempatkan pada sisi yang belum mendapatkan pupuk (bergantian). Biasanya cara ini dilakukan untuk memberikan pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan cepat dan perakaran yang terbatas disarankan untuk menggunakan cara larikan.<br />A.2.Penebaran Secara Merata di Atas Permukaan Tanah<br /><br />Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah penebaran pupuk, lanjutkan dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur dan pupuk organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata sehingga perkembangan akarpun lebih seimbang. Tidak disarankan untuk menebar pupuk urea karena sangat mudah menguap.<br />A.3.Pop Up<br /><br />Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat penanaman benih atau bibit. Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam yang rendah agar tidak merusak benih atau biji. Cara ini lazim menggunakan pupuk jenis SP36, pupuk organik, atau pupuk slow release.<br />A.4.Penugalan<br /><br />Caranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman sedalam 10-15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian setelah pupuk dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah untuk menghindari penguapan. Cara ini dapat dilakukan disamping kiri dan samping kanan baris tanaman atau sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini adalah pupuk slow release dan pupuk tablet.<br />A.5.Fertigasi<br /><br />Pupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi. Lazimnya, cara ini dilakukan untuk tanaman yang pengairannya menggunakan sistem sprinkle. Cara ini telah banyak diterapkan pada pembibitan tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf, atau nursery tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan pupuk oleh akar dapat lebih tinggi.<br /><br />Pada pertanian intensif pemupukan sering dilakukan berkali-kali sehingga beberapa cara diatas dapat dilakukan bersama-sama dalam satu musim tanam.<br />B.Cara Aplikasi Pupuk Organik<br /><br />Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah sangat padat yang mudah retak pada musim kemarau, sebaiknya diberi pupuk organik dalam jumlah besar sebelum digunakan untuk bercocok tanam. Setelah diberi pupuk organik, dilanjutkan dengan pengolahan tanah. Kedua perlakuan tersebut dilakukan supaya sifat fisik tanah membaik dan pemakaian pupuk kimia menjadi lebih efisien.<br /><br />Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar seringkali menyulitkan proses penebarannya. Namun, sekarang telah dipasarkan pupuk organik yang dipadatkan dalam bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik dalam bentuk tersebut lebih mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan menjadi lebih kecil. Pupuk organik seperti ini diantaranya dipasarkan dengan merk dagang Ostindo, OCF, dan Green Pride.<br /><br />Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah sebagai berikut.<br />-Penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan tanah yang lebih dalam.<br />-Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering lebih baik dari pada dosis banyak yang diberikan sekaligus.<br />-Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa jenis sayuran, pupuk organik sebaiknya ditempatkan pada lubang tanam satu minggu sebelum bibit ditanam.<br />-Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang ideal adalah 1:1. sementara itu, perbandingan pupuk kandang dan tanah yang ideal adalah 1:3.<br />-Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna (rasio C/N masih tinggi) harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan penanaman bibit yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses penguraian pupuk organik berlangsung.<br /><br /><span style="font-size: x-small;"><i>DAFTAR PUSTAKA<br />Novizan. 1999. Pemupukan Yang Efektif. Makalah Pada Kursus Singkat Pertanian. PT Mitratani Mandiri Perdana. Jakarta.</i></span></div>prisma jayahttp://www.blogger.com/profile/06932396838931286553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-130249999229096645.post-11358526665787302552012-04-20T20:50:00.000-07:002012-04-20T22:14:56.583-07:00<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="color: #274e13;">ASUMSI BIAYA PENANAMAN BIBIT DAN penjualan POHON JATI JUMBO NEO SOLOMON</span> </b></span></div>
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td valign="top" width="38"><br /></td>
<td valign="top" width="336"><br /></td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="336"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="2" valign="top" width="374"><b>BIAYA INVESTASI PERSIAPAN LAHAN AWAL</b></td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><b>No</b></td>
<td valign="top" width="336"><div align="center">
<b>Jenis</b></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="center">
<b>Unit</b></div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="center">
<b>Biaya (Rp.)</b></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><b>Rp.</b></td>
<td valign="top" width="80"><b>Total Biaya</b></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><b>A</b></td>
<td valign="top" width="336"><b>BIAYA INVESTASI PERSIAPAN LAHAN AWAL</b></td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
<b>1</b></div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
<b>48,000,000</b></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
<b>48,000,000</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="336">Pembersihan lahan</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
2,500,000</div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
2,500,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
2</div>
</td>
<td valign="top" width="336">Biaya administrasi Pemerintahan & Masyarakat</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
500,000</div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
500,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
3</div>
</td>
<td valign="top" width="336">Pembuatan lobang (2500 Lbg X 1ha X Rp. 1000)</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
3,750,000</div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
3,750,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
4</div>
</td>
<td valign="top" width="336">Pemberian pupuk, Pencapuran media, Penanaman(2500 Lbg X 1 ha X Rp. 500)</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
2,500,000</div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
2,500,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
6</div>
</td>
<td valign="top" width="336">Bibit Jati, Puradan, Pupuk kandang</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
35,750,000</div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
35,750,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><b>B</b></td>
<td valign="top" width="336"><b>BIAYA PERAWATAN TH.I</b></td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
12,000,000</div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
<b>12,000,000</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
7</div>
</td>
<td valign="top" width="336">Tenaga kerja</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
6,000,000</div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
6,000,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
8</div>
</td>
<td valign="top" width="336">Pupuk</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
3,500,000</div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
3,500,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
9</div>
</td>
<td valign="top" width="336">Pembasmi Hama</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
1,500,000</div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
1,500,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
14</div>
</td>
<td valign="top" width="336">Biaya tidak terduga lainnya</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
1,000,000</div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
1,000,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="336"><div align="center">
<b>BIAYA TAHUN KE- I</b></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
<b>60,000,000</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><b>C</b></td>
<td valign="top" width="336"><div align="center">
<b>BIAYA OPERASI PENGELUARAN PERAWATAN 7 TAHUN DARI TH ke-2 S/D TH ke-8</b></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
<b>102,375,000</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
15</div>
</td>
<td valign="top" width="336">Tenaga</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
42,000,000</div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
42,000,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
16</div>
</td>
<td valign="top" width="336">Pupuk</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
35,875,000</div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
35,875,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
17</div>
</td>
<td valign="top" width="336">Pembasmi Hama</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
21,000,000</div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
21,000,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
20</div>
</td>
<td valign="top" width="336">Biaya CSR ( Bina sosial), & Backing keamanan</td>
<td colspan="2" valign="top" width="40"><div align="right">
1</div>
</td>
<td valign="top" width="85"><div align="right">
3,500,000</div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
3,500,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="336"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="125"><div align="center">
<b>Total A B C</b></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
<b> 162,375,000</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="336"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="36"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="336"><div align="center">
<b>Total Pertahun</b></div>
</td>
<td valign="top" width="36"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="center">
<b> 14,625,000</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="336"><div align="center">
<b>Total Operasional Cost 7 Tahun</b></div>
</td>
<td valign="top" width="36"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
<b> 102,375,000</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="336"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="36"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="2" valign="top" width="374"><b>PENGELUARAN SAAT PANEN</b></td>
<td valign="top" width="36"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38">No</td>
<td valign="top" width="336"><div align="center">
Jenis</div>
</td>
<td valign="top" width="36"><div align="center">
ha</div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="center">
Harga</div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="center">
Total </div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><b>D</b></td>
<td valign="top" width="336"><b>Biaya Pemotongan & Pengangkutan ke lokasi penampungan</b></td>
<td valign="top" width="36"><div align="center">
<b>1</b></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="center">
<b> 25,000,000</b></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="center">
<b> 25,000,000</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><b>`</b></td>
<td valign="top" width="336"><b>Biaya administrasi pejabat setempat & Dinas Kehutanan</b></td>
<td valign="top" width="36"><div align="center">
<b>1</b></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="center">
<b> 5,000,000</b></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="center">
<b> 5,000,000</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="336"><div align="center">
<b>Jumlah</b></div>
</td>
<td valign="top" width="36"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="center">
<b> 30,000,000</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="2" valign="top" width="374"><b>TOTAL KESELURUAN INVESTASI PERSIAPAN LAHAN</b></td>
<td valign="top" width="36"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
<b> </b> <b>48,000,000</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="336"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="36"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="336"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="36"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="center">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="2" valign="top" width="374"><b>TOTAL BIAYA INVESTASI SELAMA 8 TAHUN</b></td>
<td valign="top" width="36"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="center">
<b> 192,375,000</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="336"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="36"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="center">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="336"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="36"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="center">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="2" valign="top" width="374"><b>TOTAL BIAYA INVESTASI SELAMA 8 TAHUN</b></td>
<td valign="top" width="36"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="center">
<b> 192,375,000</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="38"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="336"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="36"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="89"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="35"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="80"><div align="center">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr height="0">
<td width="38"></td>
<td width="336"></td>
<td width="36"></td>
<td width="4"></td>
<td width="85"></td>
<td width="35"></td>
<td width="80"></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<br />
<br />
<b><span style="text-decoration: underline;">PERHITUNGAN VOLUME & HARGA PERPOHON JATI UMUR 6 TAHUN TYPE C SAAT INI:</span></b><br />
<br />
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><b>Panjang</b></td>
<td valign="top" width="82"><b>Keliling cm)</b></td>
<td valign="top" width="67"><b>D ( Piban)</b></td>
<td valign="top" width="67"><b>Volume</b></td>
<td valign="top" width="68"><div align="center">
<b>HDP</b></div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="center">
<b>DIF</b></div>
</td>
<td valign="top" width="102"><b>Harga DIF</b></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
3</div>
</td>
<td valign="top" width="82"><div align="right">
65</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
22</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
0.14</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
2,575</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
257.5</div>
</td>
<td valign="top" width="102"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="center">
<b>Type C</b></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
3</div>
</td>
<td valign="top" width="82"><div align="right">
57</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
19</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
0.098</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
1,822</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
182.2</div>
</td>
<td valign="top" width="102"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
3</div>
</td>
<td valign="top" width="82"><div align="right">
47</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
16</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
0.071</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
1,822</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
182.2</div>
</td>
<td valign="top" width="102"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
3</div>
</td>
<td valign="top" width="82"><div align="right">
38</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
13</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
0.049</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
1,163</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
116.3</div>
</td>
<td valign="top" width="102"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="82"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="102"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="82"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="67">Rate;</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
<b>0.358</b></div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
7,382</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
738.2</div>
</td>
<td valign="top" width="102"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="82"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="67">Rate</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
<b> 1,846</b></div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="102"><div align="center">
<b> 2,584</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="82"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="102"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="8" valign="top" width="601"><b><span style="text-decoration: underline;">PERHITUNGAN VOLUME & HARGA PERPOHON JATI UMUR 8 TAHUN DI MERAK <a class="wikilinks" href="http://banten.olx.co.id/">banten</a> SAAT INI:</span></b></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="82"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="102"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><b>Panjang</b></td>
<td valign="top" width="82"><b>Keliling cm)</b></td>
<td valign="top" width="67"><b>D ( Piban)</b></td>
<td valign="top" width="67"><b>Volume</b></td>
<td valign="top" width="68"><div align="center">
<b>HDP</b></div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="center">
<b>DIF</b></div>
</td>
<td valign="top" width="102"><b>Harga DIF</b></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
3</div>
</td>
<td valign="top" width="82"><div align="right">
85</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
28</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
0.218</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
3562</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
178.1</div>
</td>
<td valign="top" width="102"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="center">
<b>Type C</b></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
3</div>
</td>
<td valign="top" width="82"><div align="right">
75</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
25</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
0.177</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
3133</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
313.3</div>
</td>
<td valign="top" width="102"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
3</div>
</td>
<td valign="top" width="82"><div align="right">
85</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
28</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
0.218</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
3562</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
178.1</div>
</td>
<td valign="top" width="102"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="center">
<b>Type C</b></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
3</div>
</td>
<td valign="top" width="82"><div align="right">
75</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
25</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
0.177</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
3133</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
313.3</div>
</td>
<td valign="top" width="102"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
3</div>
</td>
<td valign="top" width="82"><div align="right">
47</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
16</div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
0.045</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
1657</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="102"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="82"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="67">Rate;</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
<b>0.835</b></div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
15047</div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
982.8</div>
</td>
<td valign="top" width="102"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="74"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="82"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="67"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="67">Rate</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
<b> 3,009</b></div>
</td>
<td valign="top" width="68"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="102"><div align="center">
<b> 3,992</b></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<br />
<br />
<div align="right">
<b> </b></div>
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr><td valign="top" width="27"></td>
<td valign="top" width="352"><b> ANALISIS EKONOMI</b></td>
<td valign="top" width="108"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="122"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="2" valign="top" width="380">Asumsi peningkatan volme hasil kayu jati selama 8 tahun</td>
<td valign="top" width="108"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="122"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="4" valign="top" width="610">(th ke 6 sebanyak 156 m3, tanaman umur 8 tahun sebanyak 1125m3)Setelah investasi awal dikembalikan</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="27"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="352"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="108"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="122"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="2" valign="top" width="380"><b>FAKTOR-FAKTOR YANG DITETAPKAN</b></td>
<td valign="top" width="108"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="122"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="27"><div align="center">
<b>NO</b></div>
</td>
<td valign="top" width="352"><div align="center">
KETERANGAN</div>
</td>
<td valign="top" width="108"><div align="center">
JUMLAH</div>
</td>
<td valign="top" width="122"><div align="center">
KETERANGAN</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="27"><div align="right">
<b>1</b></div>
</td>
<td valign="top" width="352">Jumlah tanaman dalam 1 ha 2500 (dlm 30 ha= 75.000)</td>
<td valign="top" width="108"><div align="right">
2,500</div>
</td>
<td valign="top" width="122"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="27"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="352"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="108"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="122"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="27"><div align="right">
<b>3</b></div>
</td>
<td valign="top" width="352">Panen Selektif th ke 6 (25% x 25.00)</td>
<td valign="top" width="108"><div align="right">
625</div>
</td>
<td valign="top" width="122"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="27"><div align="right">
<b>4</b></div>
</td>
<td valign="top" width="352">Asumsi jati umur 6 th : 1 pohon = 0.25 M3</td>
<td valign="top" width="108"><div align="right">
156</div>
</td>
<td valign="top" width="122"><div align="right">
Total kubikasi</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="27"><div align="right">
<b>5</b></div>
</td>
<td valign="top" width="352">Asumsi jati umur 8 th : 1 pohon = 0.6 M3</td>
<td valign="top" width="108"><div align="right">
1,125</div>
</td>
<td valign="top" width="122"><div align="right">
Total kubikasi</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="27"><div align="right">
<b>6</b></div>
</td>
<td valign="top" width="352">Harga Jual Per M3 usia 6 tahun ( Harga saat ini).</td>
<td valign="top" width="108"><div align="right">
1,500,000</div>
</td>
<td valign="top" width="122"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="27"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="352">Harga Jual Per M3 usia 8 tahun. (harga saat ini)</td>
<td valign="top" width="108"><div align="right">
3,000,000</div>
</td>
<td valign="top" width="122"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="27"><div align="right">
<b>6</b></div>
</td>
<td valign="top" width="352">Harga Jual Per M3 usia 6 tahun ( Harga 6 th mendatang).</td>
<td valign="top" width="108"><div align="right">
2,850,000</div>
</td>
<td valign="top" width="122"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="27"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="352">Harga Jual Per M3 usia 8 tahun ( Harga 8 th mendatang).</td>
<td valign="top" width="108"><div align="right">
6,600,000</div>
</td>
<td valign="top" width="122"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<br />
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td colspan="2" valign="top" width="168"><b>RENCANA PENJUALAN</b></td>
<td colspan="2" valign="top" width="60"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="84"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="60"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="37"><b>NO</b></td>
<td valign="top" width="131"><div align="center">
JENIS PRODUK</div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="60"><div align="center">
VOLUME</div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="84"><div align="center">
HARGA SAAT INI</div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="60"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="96"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="37"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="131"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="60"><div align="center">
M3</div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="84"><div align="center">
Rp.</div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="60"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="96"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156">Harga saat panen</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="37"><div align="right">
<b>1</b></div>
</td>
<td valign="top" width="131">Income tahun ke-6</td>
<td colspan="2" valign="top" width="60"><div align="center">
156</div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="84"><div align="center">
1,500,000</div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="60"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="96"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
445,312,500.0</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="37"><div align="right">
<b>2</b></div>
</td>
<td valign="top" width="131">Income tahun ke-8</td>
<td colspan="2" valign="top" width="60"><div align="right">
1,125</div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="84"><div align="center">
3,000,000</div>
</td>
<td colspan="2" valign="top" width="60"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="96"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
7,425,000,000.0</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="37"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="131"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="4" valign="top" width="144"><b>Total penjualan</b></td>
<td colspan="2" valign="top" width="60"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="96"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
<b> 7,870,312,500.0</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="2" valign="top" width="168"><b><br />KEUNTUNGAN</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="center">
JUMLAH</div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="37"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="131"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="center">
Harga saat ini</div>
</td>
<td valign="top" width="156">Harga saat panen</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="37"><div align="right">
<b>1</b></div>
</td>
<td valign="top" width="131">Total Penjualan</td>
<td colspan="3" valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="48">Rp.</td>
<td colspan="2" valign="top" width="108"><div align="right">
3,609,375,000</div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
7,870,312,500.0</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="37"><div align="right">
<b>2</b></div>
</td>
<td valign="top" width="131">Total Investasi</td>
<td colspan="3" valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="48">Rp.</td>
<td colspan="2" valign="top" width="108"><div align="right">
192,375,000</div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
192,375,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="37"><div align="right">
<b>3</b></div>
</td>
<td valign="top" width="131">Total Keuntungan</td>
<td colspan="3" valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="72"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="48">Rp.</td>
<td colspan="2" valign="top" width="108"><div align="right">
<b> 3,417,000,000</b></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
<b><i> 7,677,937,500.0</i></b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="6" valign="top" width="312"><div align="center">
<b>PROYEKSI PENDAPATAN SELAMA 8 TAHUN</b></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="center">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><div align="center">
<b>HARGA SAT INI</b></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="center">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="center">
<b>TAHUN</b></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="center">
<b>TOTAL</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><div align="center">
<b>Uraian</b></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="center">
<b>VI</b></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="center">
<b>VIII</b></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="center">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Produksi (M3)</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
156</div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
1,125</div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Harga Penjualan</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
1,500,000</div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
3,000,000</div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Penjualan</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
234,375,000</div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
3,375,000,000</div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
3,609,375,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>PPh 23 (2%)</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
72,187,500</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Biaya Produksi </b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>disconted interest</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
192,375,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Laba Kotor</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
3,344,812,500</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Pajak 10%</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
334,481,250</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Laba Setelah pajak</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
3,010,331,250</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Laba Bersih</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
<b>3,010,331,250</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Tingkat pengembalian modal (%)</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
<b>1564.8</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><div align="center">
<b>PROYEKSI PENDAPATAN SELAMA 8 TAHUN</b></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="center">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><div align="center">
<b>HARGA SAAT PANEN</b></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="center">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="center">
<b>TAHUN</b></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="center">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="center">
<b>TOTAL</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><div align="center">
<b>Uraian</b></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="center">
<b>VI</b></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="center">
<b>VIII</b></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="center">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Produksi (M3)</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
156</div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
1,125</div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Harga Penjualan</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
2,850</div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
7,425,000</div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Penjualan</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
445,313</div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
8,353,125,000</div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
8,353,570,313</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>PPh 23 (2%)</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
167,071,406</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Biaya Produksi </b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>disconted interest</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
192,375,000</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Laba Kotor</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
7,994,123,906</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Pajak 10%</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
799,412,391</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Laba Setelah pajak</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
7,194,711,516</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Laba Bersih</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
<b>7,194,711,516</b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td colspan="3" valign="top" width="216"><b>Tingkat pengembalian modal (%)</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="96"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td colspan="3" valign="top" width="156"><div align="right">
<br /></div>
</td>
<td valign="top" width="156"><div align="right">
<b>3833.8</b></div>
</td></tr>
</tbody></table>prisma jayahttp://www.blogger.com/profile/06932396838931286553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-130249999229096645.post-70159824033970882832012-04-20T20:46:00.002-07:002012-04-20T20:46:31.217-07:00Cara menanam bibit jati new solomon<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #274e13;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">TAHAPAN PENANAMAN BIBIT JATI JUMBO NEO SOLOMON </span></span></b><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">1.Bersihkan lahan yang akan ditanami dari gulma dan pohon besar (sehingga bibit jati langsung terkena sinar matahari)</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> <br />2. Buat lobang ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm, dengan jarak antar lobangnya 2 m. diamkan sekitar 3 hari.</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> <br />3. Masukkan pupuk kandang yang sudah jadi (disarankan yang sudah difermentasi) 1 ember atau 4 kg, dolomite (kapur pertanian) 1 gayung atau ½ kg, Puradan 1 genggam atau ½ ons, Fungisida ½ sendok makan, bakterisida ½ sendok makan, masukan tanah galian kedalam lobang hingga 5 s/d 10 cm dibawah permukaan tanah disekitar.</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> <br />4. Aduk hingga rata campuran yang ada di lobang no.3 di atas. Siram dengan air hingga kenyang</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br />5.Ambil bibit Jati lepas polybagnya letakkan di atas media yang sudah dicampur dalam lobang, tambahkan tanah bekas galian yang bersih dari rumput ke dalam lobang yang sudah diisi bibit sehingga tanah yang ada di bibit yang di tanam tanahnya lebih tinggi daripada tanah sekitar.</span><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> Disarankan waktu penanaman pada musim penghujan.</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">6. Semprot bibit tanaman dengan air yang diberi : Molases 1 sendok makan, insektisida (Decis 1 tetes), Fungisida (Dektan) 1 sendok teh, bakterisida ½ sendok teh dalam 1 liter air, semprotkan kebagian daun dan batang bibit yang sudah ditanam.</span><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> Siram bibit yang sudah ditanam pagi dan sore</span><br /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">7. Setelah 7 hari dari masa penanaman, periksa batang bibit yang ada tunasnya, potek jika ada tunas samping pada bibit, semprot daun dan batang bibit dengan air yang diberi : Molases 1 sendok makan, insektisida (Decis 1 tetes), Fungisida (Dektan) ½ sendok teh dalam 1 liter air . Sore hari sehari kemudian setelah disiram air semprot dengan vitamin B1 dicampur air 2 cc / liter air teruskan diberi vitamin B1 setiap 3 hari sekali</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> <br />8. Setelah 14 hari dari masa penanaman, periksa batang bibit yang ada tunasnya, potek jika ada tunas samping pada bibit, semprot daun dan batang bibit dengan air yang diberi : Molases 1 sendok makan, insektisida (Decis 1 tetes), Fungisida (Dektan) ½ sendok teh dalam 1 liter air .</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> <br />9.Sore hari sehari kemudian setelah disiram air semprot dengan vitamin B1 dicampur air 2 cc / liter air teruskan diberi vitamin B1 setiap 3 hari sekali</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> <br />10. Setelah 30 hari dari masa penanaman, potek daun yang bawah yang sudah menguning, periksa batang bibit yang ada tunasnya, potek jika ada tunas samping pada bibit, semprot daun dan batang bibit dengan air yang diberi : Molases 1 sendok makan, insektisida (Decis 1 tetes), Fungisida (Dektan) ½ sendok teh dalam 1 liter air . Sore hari sehari kemudian setelah disiram air semprot dengan vitamin B1 dicampur air 2 cc / liter air teruskan diberi vitamin B1 setiap 3 hari sekali</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> <br />11. Setiap dua minggu periksa bibit dari serangan serangga jamur atau penyakit dari tanah, lakukan penyemprotan dengan obat yang sesuai, potek tunas yang ada di batang sesegera mungkin (jika ada), bersihkan gulma yang ada disekitar tanaman.</span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">12. Umur 3 bulan berikan pupuk kandang yang sudah jadi (disarankan yang sudah ermentasi) 1 ember atau 3 kg, dolomite (kapur pertanian) 1 gayung, NPK 1 genggam, Puradan 1 genggam, Pungisida ½ sendok makan, tutup cairan tadi dengan tanah yang ada disekitarnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"> <span style="font-size: small;"><b style="color: #274e13;"> Untuk PEMESANAN BIBIT JATI NEW SOLOMON bisa hubungi kami, Hp: 0856-9281-9898</b></span></span><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /><br style="font-family: Verdana,sans-serif;" /></div>prisma jayahttp://www.blogger.com/profile/06932396838931286553noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-130249999229096645.post-16267208101030344242012-04-20T20:10:00.001-07:002012-04-20T21:44:48.529-07:00Jati jumbo atau new solomon atau jati mutiara<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIpnSPliPYb4dEH34YuiZy1DYILjnWtApyGJHLXZc-Nnv-CuimPH08r_LXM_1NJFtXtU9ZdmtVFhVVYm4ycvWs1OIA1O0Za8hwB4jITc_Q-Avi09Sicnk22BsYhn4_0mzp0xRAqKqmEJM/s1600/jati.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIpnSPliPYb4dEH34YuiZy1DYILjnWtApyGJHLXZc-Nnv-CuimPH08r_LXM_1NJFtXtU9ZdmtVFhVVYm4ycvWs1OIA1O0Za8hwB4jITc_Q-Avi09Sicnk22BsYhn4_0mzp0xRAqKqmEJM/s1600/jati.gif" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4KYjqXdkD-oLpzs7Sn2wlMXkDFv6Bd3KT-Irg7jrKjzGtUEcPx78KtIO1sm8wK1of7eartxISX5kAxS0hzqYgyvR2zrID1tx56TqS3FB5AXTRndIvjuHuoNtBaD4sw3ui6HhUKWTF45M/s1600/bibit+jati.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
Selama ini kita mempersepsikan pohon jati tumbuh dalam jangka waktu yang lama. Itu sebabnya kualitas kayunya menjadi kuat dan tahan lama. Bahkan umurnya mencapai ratusan tahun, seperti tiang Masjid Demak yang berasal dari kayu jati. Tak heran, harga kayu jati menjadi mahal dan tetap menjadi incaran para pebisnis dibidang perkayuan ataupun masyarakat pada umumnya.<br />
<br />
Namun image kayu jati yang tumbuh lama telah berubah, terutama di kalangan masyarakat yang bergerak dibidang agrobinis. Maklum, mereka menyadari peran teknologi yang diyakini mampu memperpendek umur pohon jati yang tadinya puluhan tahun menjadi 10 tahun, bahkan 7 tahun bisa ditebang.<br />
<br />
Sama seperti pada ayam. Sebelum muncul ayam broiler seperti sekarang ini, orang memelihara ayam memakan waktu hingga 6 bulan. Namun hal ini tidak berlaku lagi, soalnya hanya 40 hari ayam broiler sudah dapat dipotong.</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4KYjqXdkD-oLpzs7Sn2wlMXkDFv6Bd3KT-Irg7jrKjzGtUEcPx78KtIO1sm8wK1of7eartxISX5kAxS0hzqYgyvR2zrID1tx56TqS3FB5AXTRndIvjuHuoNtBaD4sw3ui6HhUKWTF45M/s1600/bibit+jati.gif" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4KYjqXdkD-oLpzs7Sn2wlMXkDFv6Bd3KT-Irg7jrKjzGtUEcPx78KtIO1sm8wK1of7eartxISX5kAxS0hzqYgyvR2zrID1tx56TqS3FB5AXTRndIvjuHuoNtBaD4sw3ui6HhUKWTF45M/s1600/bibit+jati.gif" /></a></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
Nah, tidak jauh beda dengan Jati Jumbo. Berkat sentuhan teknologi mutakhir yang dilakukan oleh tangan para ahli perkayuan, akhirnya dapat memperpendek umur jati dengan tetap mempertahankan kualitas yang prima. Tak heran, Jati Jumbo layak menjadi lahan bisnis dan investasi yang menggiurkan untuk masa yang akan datang sekaligus beramal untuk anak cucu serta melestarikan lingkungan alam yang makin rusak.<br />
<br />
Untuk itu, Anda perlu mengetahui keunggulan Bibit Jati Jumbo, diantaranya sebagai berikut:<br />
<br />
Bibit Jati Jumbo telah diakui dunia internasional. Tak heran, negara seperti Costa Rica, Brazil, Australia dan beberapa negara latin lainnya sudah menanamnya.<br />
Hanya dalam jangka waktu 7 hingga 10 sudah dapat dipanen tergangtung dari kondisi tanah, cuaca dan cara merawatnya.<br />
Jati Jumbo dapat ditumpang sarikan dengan tanaman lain karena daunnya tidak lebar, condong keatas dan sedikit bercabang.<br />
Batangnya tegak lurus dan bulat (tidak belimbing) sehingga menghasilkan volume kayu yang maksimal.<br />
Setiap bibit Jati Jumbo dijamin pasti mempunyai akar tunggang.<br />
<br />
Perlu Anda ketahui Bibit Jati Jumbo diproduksi kami. Harga per bibitnya 20 ribu (belum termasuk ongkos kirim). Meski mahal tapi saya sendiri telah membuktikan jati jumbo tumbuh dengan melesat dan menjulang keatas. Jadi, untuk mendapatkan kualitas kayu A 1 sangat mungkin di dapatkan melalui jati jumbo.<br />
<br />
<div style="color: #38761d;">
<b>Jika Anda tertarik menginvestasikan dana atau berfikir tentang masa depan, maka Jati Jumbo layak menjadi pilihan, silahkan kontak kami, Tel. 0856-9281-9898/0812-87932-777. Kami siap membantu Anda.</b></div>
<br />
<br />
<br /></div>prisma jayahttp://www.blogger.com/profile/06932396838931286553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-130249999229096645.post-28467257131344598792012-04-20T19:26:00.004-07:002012-04-20T22:12:46.233-07:00Mengapa memilih investasi di jati new solomon<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="color: #38761d; font-size: large;"><b>Pertimbangan DALAM MEMILIH BUDIDAYA JATI JUMBO NEO SOLOMON</b></span> </span></div>
<br />
<br />
I. MENGAPA PILIH USAHA BUDIDAYA TANAMAN KERAS ? <br />
<br />
1 Ikut berperanserta dalam penanganan pemanasan global<br />
2 Ikut berperanserta dalam pencegahan banjir & longsor<br />
3 Mengembangkan budaya gemar menanam kepada masyarakat<br />
4 Turut melestarikan alam sekitar<br />
5 Turut mengentaskan kemiskinan dan mengangkat martabat manusia<br />
<br />
<br />
II. MENGAPA PILIH USAHA BUDIDAYA TANAMAN JATI ? <br />
<br />
1 Tanaman jati dapat ditanam di tanah kritis sekalipun<br />
2 Tanaman jati tahan kering<br />
3 Tanaman jati tahan panas api<br />
4 Tanaman jati tahan terhadap tiupan angin<br />
5 Tanaman jati lebih hemat lahan<br />
6 Tanaman jati lebih mudah dalam perawatan<br />
7 Lahan tanaman jati dapat ditanam tumpang sari<br />
8 Tanaman jati lebih aman dari serangan hama / penyakit tanaman<br />
9 Hasil panen tanaman jati lebih besar dibanding tanaman pada umumnya<br />
10 Jumlah permintaan kebutuhan kayu jati masih sangat kurang dan terus meningkat<br />
<br />
11 Harga kayu jati semakin meningkat 15% setiap tahun<br />
<br />
<br />
III. MENGAPA PILIH USAHA BUDIDAYA TANAMAN JATI NEW SOLOMON? <br />
<br />
1 Nama Tanaman jati Solomon sebagai tanaman jati yang telah mendunia<br />
2 Tanaman jati Solomon cepat tumbuh minim tunas samping<br />
3 Penampang batang tanaman jati Solomon tegak bulat melingkar dan padat<br />
4 Pertumbuhan jati solomon lebih merata<br />
5 Lahan tanaman jati solomon lebih hemat<br />
6 Produktivitas hasil tanaman jati solomon lebih besar<br />
7 Lebih tahan terhadap penyakit dan tiupan angin( daun lebih kecil)<br />
<br />
IV. MENGAPA PILIH USAHA BUDIDAYA TANAMAN JATI JUMBO NEO SOLOMON <br />
<br />
1 Dalam budi daya tanaman jati yang relatif lama produksinya sangat penting untuk memilih jati yang benar berkualitas <br />
2 Bibit jati Solomon yang dikembangkan di CV. ABN diambil dari uji fisik beberapa jati unggulan di lahan yang sama <br />
3 Bibit jati Jumbo Neo Solomon adalah produk upgrade / penggenjahan jati solomon pilihan <br />
4 Produk upgrade / penggenjahan bibit jati Jumbo Neo Solomon sedang mennggu hasil analisa kromosom di LIPI <br />
5 Harga relatif murah dan melayani permintaan jumlah kecil dan besar serta melayani permintaan antar pulau </div>
<div style="text-align: justify;">
6 Bukti bahwa bibit Jati Jumbo Neo Solomon benar berkualitas,akan terus berkomunikasi dengan pelanggan hingga panen <br />
7 Melayani konsultasi & pembimbingan pengelolaan bibit Jumbo Neo Solomon sejak awal hingga panen.<br />
<b style="color: #274e13;"><br />PEMESANAN bibit JATI NEW SOLOMON atau <span style="color: blue;">JATI mutiara hub.0856-9281-9898</span></b></div>prisma jayahttp://www.blogger.com/profile/06932396838931286553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-130249999229096645.post-24980260261244856802012-04-20T19:00:00.000-07:002012-04-20T22:16:17.746-07:00Jelas beda jati solomon dengan generasi terbaru jati new solomon<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: #38761d; font-size: large;"><b>JATI biasa VS JATI NEW SOLOMON</b></span><br />POHON JATI sejak dulu kala sudah dikenal sebagai Pohon EMAS, Tidak lain karena JATI mempunyai nilai jual yang tinggi dan mengagumkan dan meningkat seiring bertambahnya waktu. hal ini disebabkan KAYU JATI merupakan salah satu bahan dasar dalam industri properti (perumahan) yang nilain investasinya juga terus meningkat dari tahun ke tahun.<br /><br />Ada banyak jenis kayu yang beredar dipasaran tetapi mengapa JATI NEW SOLOMON yang ramai dibicarakan saat ini, baik dalam warta media online dan cetak. Banyak pertanyaan dan definisi serta Statement yang diungkap mengenai sisi investasi AGROBISNIS JATI new SOLOMON, gaung INVESTASI JATI NEW SOLOMON pun menjadi sarana berinvestasi yang berbeda.<br /><br />Mengapa <b style="color: #38761d;">JATI NEW SOLOMON</b>?<br />- Jati NEW Solomon Memiliki MASA PERTUMBUHAN RELATIF CEPAT <br />- Jati NEW Solomon Memiliki MASSA VOLUME KAYU LEBIH BESAR DARI JATI BIASANYA<br />- Jati NEW Solomon Memiliki pola adaptasi yang baik terhadap lingkungan sekitarnya sehingga LEBIH TAHAN TERHADAP SERANGAN PENYAKIT<br />- Jati NEW Solomon sudah teruji pada beberapa studi riset bioteknologi pada lab budidaya tanaman .<br /><br />dari beberapa alasan diatas sudah dapat dipastikan bahwa JATI SOLOMON menjadi pilihan investasi yang tepat dilihat dari segi efisiensi dan kualitas pasca produksi yang optimal.<br /><br />Kami MENJUAL BIBIT <b style="color: #38761d;">JATI NEW SOLOMON BERKUALITAS</b> yang sudah teruji pada lab khusus dengan HARGA MURAH. untuk pembelian silahkan mengontak sales dan staff penjulan kami melalui website ini.<br />PEMESANAN JATI MUTIARA atau JATI NEW SOLOMON<br />Hub. 0856-9281-9898</span></div>prisma jayahttp://www.blogger.com/profile/06932396838931286553noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-130249999229096645.post-58831845973491443092012-04-20T18:52:00.000-07:002012-04-20T22:17:25.908-07:00Investasi jati jumbo solomon banyak di cari investor labanya kian menjulang<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
Naiknya kebutuhan kayu jati untuk mebel membuat harga pohon berkayu superkeras itu kian mahal. Itulah sebabnya banyak investor mencari bibit jati yang lebih cepat besar. Salah satunya yang mulai populer adalah katu jati jumbo solomon.<br />
<br />
Legenda kayu jati seperti tidak pernah pudar, termasuk kayu jati jumbo solomon. Konon, pohon yang berasal dari kepulauan Solomon di Samudra Pasifik itu memiliki kelebihan, yakni lebih cepat besar ketimbang kayu jati biasa.<br />
<br />
Kalau Anda ingin menanam duit dengan membudidayakan jati solomon ini, pertama, Anda mesti siap lahan. Maklum, agar investasi bisa tumbuh maksimal, lahan, minimal butuh lahan seluas satu hektare (ha). Luasan tanah segini bisa ditanami 1.250 pohon jati solomon dan siap dipanen 6 sampai 7 tahun kemudian.<br />
<br />
Setelah lahan tersedia, siapkan bibit. Harga bibit jati NEW solomon enggak mahal, kok. Per batang cuma Rp 15.000 hingga Rp 20.000 dengan tinggi 20 centimeter (cm)- 30 cm.<br />
<br />
Hari Winarsa, pemilik usaha pembibitan jati solomon CV Alam Hijau Makmur, di Bogor, bilang, secara kasat mata sulit membedakan jati solomon dengan pohon jati biasa. "Lekuk pohon jati jumbo itu lebih lurus daripada pohon jati biasa," kata Hari.<br />
<br />
Hari merambah usaha pembibitan jati jumbo sejak 2010 lalu. Sebelumnya, ia memiliki perkebunan jati solomon di Kalimantan selama tujuh tahun.<br />
<br />
Ia bilang, proses pembesaran jati solomon hanya butuh waktu enam tahun. Bandingkan dengan membesarkan jati biasa yang butuh waktu hingga 10 tahun. Saat berumur 6 tahun, jati solomon sudah setinggi 13 meter (m) dengan diameter 30 cm.<br />
<br />
Hari bilang, harga jual jati solomon Rp 3,5 juta hingga Rp 5 juta per meterkubik bahkan ada yang mencapai Rp 10 juta. "Harga tergantung kualitas kayu," jelas pria 45 tahun ini.<br />
<br />
Tak mengherankan jika waktu panen, investor bisa meraup omzet miliaran rupiah. Padahal, untuk membeli bibit, biaya pemupukan dan perawatan selama enam tahun hanya butuh Rp 40 juta per ha. Dengan catatan biaya itu belum termasuk biaya sewa lahan.<br />
<br />
Belakangan investasi jati solomon makin banyak. Lihat saja, dalam sebulan Hari bisa menjual 10.000 bibit jati solomon dengan total omzet lebih dari Rp 100 juta.<br />
<br />
Permintaan bibit itu tak hanya datang di pasar domestik, tapi juga datang dari luar negeri. Namun, saat ini, Hari hanya fokus melayani pasar domestik saja. "Eropa minta bibit, tapi saya tolak karena tidak terlayani," kata Hari yang sudah memiliki laboratorium uji mutu pohon itu.<br />
<br />
Pemain lain di usaha pembibitan jati solomon adalah PT Tunas Agro Lestari yang berkantor di Jakarta. Teddy Pohan, Marketing PT Tunas Agro Lestari bilang, keunggulan jati solomon adalah dari proses pembibitan yang relatif lebih mudah. "Pembibitan juga memungkinkan pohon tumbuh seragam," kata Teddy.<br />
<br />
Saat ini, Tunas Agro mampu menjual 10.000 bibit per bulan. Jika satu batang bibit dihargai Rp 20.000 per batang, Tunas Agro bisa memanen omzet hingga Rp 200 juta per bulan.<br />
<br />
Teddy menjelaskan, investasi untuk satu hektare jati solomon itu bisa menghasilkan omzet hingga Rp 2,5 miliar. Omzet diperoleh setelah diameter pohon mencapai 30-39 cm dengan masa pembesaran selama 6-7 tahun. "Ukuran jati yang bagus harganya bisa Rp 10 juta per meter kubik," kata Teddy.<br />
<br />
Saat ini, Tunas Agro sedang meneliti lagi bibit jati solomon agar menemukan bibit yang lebih berkualitas. "Jati itu komoditas utama dunia, dan berkontribusi dalam melestarikan lingkungan," kata Teddy.<br />
<br />
Selain memiliki nilai jual tinggi, satu hal yang menjadi daya pikat tanaman jati solomon adalah pemeliharaannya yang mudah. Tapi investor mesti waspada, karena pohon jati itu rentan diserang hama saat umur pohon masih menginjak setahun.<br />
<br />
Walaupun jenis tanaman jati jumbo atau jati solomon berbeda dengan jati biasa, tapi proses perawatan tanaman jati solomon tidak jauh berbeda dengan jati lokal yang sudah biasa kita kembangkan.<br />
<br />
Tidak menemukan perbedaan yang mencolok antara merawat jati solomon dengan jati biasa. Ia juga tidak menemukan kendala yang berarti dalam membudidayakan jati solomon itu.<br />
<br />
Namun, untuk investasi jati solomon ia menyarankan untuk mencari lahan yang terbaik. Pastikan lahan tempat bibit si jangkung itu tidak tergenang air atau lembab seperti rawa. "Tanah yang ideal untuk jati solomon adalah tanah yang stabil," kata Hari.<br />
<br />
Usahakan tidak menanam jati solomon pada lahan yang basah alias becek. Sebab, tanah yang basah mengakibatkan pohon jati itu tidak bisa tumbuh. "Jika memang tanah gampang basah, harus dibuat drainase agar air bisa mengalir," urai Hari.<br />
<br />
Soal ketinggian tanah, jati solomon cocok ditanam di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut, dengan temperatur suhu 28-35 derajat Celcius.<br />
<br />
Hari mengingatkan, hindari menanam jati pada areal lahan yang berdekatan dengan perkotaan. Sebab, dari hitungan investasi nilainya akan lebih tinggi karena harga beli atau harga sewa lahan jatuhnya jadi lebih mahal.<br />
<br />
Selain ancaman gangguan pertumbuhan dari faktor tanah, investor jati solomon juga memiliki risiko gagal panen. Pohon jati solomon bisa menjadi sasaran empuk bagi hama penyakit tanaman, seperti ulat, rayap, dan juga belalang.<br />
<br />
Untuk mencegah risiko gagal panen akibat hama tersebut, dibutuhkan perawatan ekstra pada tahun pertama usia penanaman jati.<br />
<br />
Salah satu solusi untuk menanggulangi aneka hama itu adalah dengan menyemprotkan pestisida. "Jika hama dibiarkan, pohon jati bisa layu dan bisa mati sebelum berkembang," terang Hari.<br />
<br />
Hal lain yang bisa mengganggu investasi jati solomon adalah pembiaran tunas jati tumbuh di batang pohon. Usahakan pembersihan tunas bisa dilakukan berkala agar pohon tetap tumbuh lurus dengan sedikit cabang. "Jika lalai membersihkan tunas bisa mengganggu pertumbuhan," ungkap Hari.<br />
<br />
Namun, dari sisi perawatan lainnya, jati solomon lebih unggul ketimbang pohon jati biasa. Jati jumbo tidak perlu proses penjarangan, atau penyesuaian tingkat ketinggian tanam secara berkala. "Pohon jati solomon memiliki karakter tumbuh ke atas, sehingga ketinggian pohon nanti bisa sama tinggi," kata Teddy Pohan, Marketing PT Tunas Agro Lestari.<br />
<br />
Selain itu, jati solomon tidak perlu ditanam dengan jarak dekat, seperti jati biasa. Jika jati biasa ditanam dengan jarak 1,5 meter, jati solomon cukup ditanam dengan jarak 3 meter hingga 4 meter. "Jati biasa harus ditanam berdekatan agar pohon bisa tegak lurus," kata Teddy.<br />
<br />
Teddy menyarankan, calon investor jati solomon mencari lahan yang memiliki curah hujan di bawah 1.500 mm per tahun. Sebab, di masa awal penanaman, jati butuh kadar air yang cukup. "Usahakan juga mencari lahan yang mengandung kapur tinggi," kata Teddy.<br />
<br />
http://kontan.co.id</div>prisma jayahttp://www.blogger.com/profile/06932396838931286553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-130249999229096645.post-346705241603416432012-04-20T18:06:00.003-07:002012-04-20T21:04:59.428-07:00Sejarah Jati mutiara atau jati solomon dan analisa usahanya<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Jati Mutiara atau JATI SOLOMON berasal dari klon Jati-Jati Super asal Myanmar dan Thailand, yang oleh para pakar Jati dibudidayakan dan dikembangkan selama puluhan tahun di kepulauan Solomon.<br /><br />Jati Solomon merupakan jenis Tanaman Jati (Tectona grandis Linn.) klasifikasi botani jati yaitu sebagai berikut : <br />Kingdom : Plantae <br />Divisi : Spermatophyta <br />Kelas : Angiospermae <br />Sub-kelas : Dicotyledoneae <br />Ordo : Verbenales <br />Famili : Verbenaceae Genus : <br />Tectona Spesies : Tectona grandis Linn.<br /><br />JATI SOLOMON punya ciri khas berikut :<br /><br />1. Daun tidak terlalu melebar, namum tebal, kuat dan tumbuh condong keatas. Pasangan-pasangan daun tumbuh dengan serasi dan warna hijau kebiru-biruan<br />(olive).<br /><br />2. Batang tegak lurus vertical, bulat dan besar (sangat kokoh), tahan penyakit, tumbuh<br />sangat cepat, relatif sedikit bercabang.<br /><br />3. Pucuk batang relatif kuat, jarang patah karena badai atau hama, sehingga tanaman dapat tumbuh sempurna.<br /><br />Tanaman Jati yang sering patah bagian pucuk, akan tumbuh bercabang-cabang, sehingga pohon tumbuh agak pendek dan hasil kayu akan berkurang.<br /><br />Melihat kenyataan kebutuhan kayu dunia yang semakin meningkat setiap tahun sementara areal hutan di masing-masing negara semakin berkurang, maka dapat diperkirakan beberapa tahun lagi dunia akan semakin sulit memenuhi kebutuhan kayu bermutu. Indonesia khususnya yang beberapa tahun lalu masih merupakan salah satu sentra produksi kayu dunia, kini bahkan sudah mulai kesulitan memenuhi kebutuhan kayu dalam negeri sendiri. Untuk kayu bermutu tinggi, kayu Jati khususnya, dapat diperkirakan akan lebih sulit lagi untuk mendapatkannya, maka dapat dipastikan harga akan semakin tinggi.<br /><br />Indonesia yang letaknya disekitar ekuator, dengan sinar matahari yang cukup intensif dan panjang, ditunjang oleh curah hujan yang cukup dan tanah subur yang masih sangat luas, ditinjau secara komersial penanaman Jati jelas mempunyai prospek yang sangat cerah. Tidak mengherankan, beberapa tahun lalu usaha penanaman Jati secara komersial dibeberapa negara masih menjadi monopoli pemerintah.<br /><br />Kini dengan semakin terbukanya dunia usaha, tersedianya jenis-jenis bibit Jati yang diproduksi melalui kultur jaringan yang sangat unggul, tumbuh cepat dan berkualitas tinggi, khususnya pada JATI SOLOMON akan menghasilkan kayu yang bermutu tinggi dan seragam dalam jumlah besar. Hal ini memperjelas prospek usaha yang lebih cerah.<br /><br />Jika Anda mempunyai :<br />• Area kebun yang cukup luas,<br />• Tanah kosong yang masih pikir-pikir mau dimanfaatkan untuk apa,<br />• Halaman rumah yang cukup luas,<br />• Area penghijauan di pabrik-pabrik serta instansi pemerintah & swasta,<br />• Atau jika Anda tidak mempunyai tanah tetapi sanggup menyewa tanah cukup luas dalam masa panjang (25 tahun)<br /><br />Maka sekaranglah Anda dapat mengetahui dan menentukan pilihan investasi dengan hasil yang luar biasa, lanjutkan mengetahui informasi dibawah ini.<br /><br />ANALISA USAHA<br />A.Perkiraan biaya per hektar dalam 6 tahun pertama, bila 1 hektar ditanam 1.000 pohon.<br />Beli Bibit 1000xRp.20.000**,-/pohon = Rp 20.000.000,-<br />Pupuk & Obat-obatan 1000xRp. 5.000,-/pohon = Rp. 5.000.000,-<br />Biaya Tanam 1000xRp. 1000,-/pohon = Rp. 1.000.000,-<br />Biaya pemeliharaan selama 6 tahun = Rp.30.000.000,-<br /> ---------------<br /> Rp.56.000.000,-<br /><br />B. Perkiraan hasil kayu (<b style="color: #38761d;">Jati muda</b>) setelah <b>6 tahun pertama</b><br />500 pohon x 0,25m³ = 125m³ nilai 125m³ x Rp.5 juta,- = Rp. 750 juta,-<br />C. Perkiraan hasil kayu dari sisa penjarangan setelah <b>berusia 15 tahun</b><br />500 pohon x 1,25m³ = 750m³ nilai 750m³ x Rp. 8 juta,-/m³ = Rp. 6,000 milyar,-<br /><br />Bandingkan dengan metoda lain mana dari inevestasi yang dapat memberikan nilai tambah sebesar itu?<br />** Harga per kubik berubah per tahunnya ! **<br /><br />Catatan<br />Perkiraan pengeluaran biaya per hektar akan semakin rendah bila penanaman berskala lebih besar. Hasil kayu sangat bergantung pula pada kondisi kesuburan tanah dan curah hujan.</span><span style="font-size: small;"><b style="color: #38761d;">Pemesanan bibit hubungi 085692819898/jm-iwan</b></span></div>prisma jayahttp://www.blogger.com/profile/06932396838931286553noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-130249999229096645.post-32587188468465455752012-04-20T17:48:00.001-07:002012-04-20T22:11:26.811-07:00Jati Mutiara lebih unggul dari jati generasi sebelumnya<div style="text-align: center;">
<b style="color: #38761d;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">JATI MUTIARA lebih unggul dari JATI generasi sebelumnya </span></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
Apalagi dengan pohon lainnya...?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Sebuah bukti & kenyataan bahwa : JM ( Jati Mutiara/ new solomon ) mampu tumbuh secepat sengon bahkan melampauinya.<br />
<br />
KEBUN SENGON USIA 19 BULAN :<br />
Rata-2 tinggi pohon = 7-8 meter.<br />
Rata-2 diameter btg = 6-7 cm.<br />
<br />
KEBUN JM USIA 16 BULAN :<br />
Rata-2 tinggi pohon = 12 meter.<br />
Rata-2 diameter btg = 10 cm.<br />
<br />
CATATAN :<br />
<br />
JM
mulai melesat pertumbuhan diameter batangnya mulai usia 27 bulan. Saat
umur 5-7 tahun diameter dapat mencapai 30-35 cm. Tanpa perlu
penjarangan.<br />
<br />
Sengon mulai melesat pertumbuhannya di usia 3 tahun
ke atas. Namun perlu penjarangan saat mencapai usia tersebut. Dari hasil
survey ke beberapa wilayah bila dikebunkan secara massal rata-2
diameter tercapai hanya 20-30 cm di usia 5-7 tahun.<br />
<br />
<b style="color: red;">Kini pertanyaannya adalah : pilih Sengon atau JM ?</b></div>prisma jayahttp://www.blogger.com/profile/06932396838931286553noreply@blogger.com0