JATI NEW SOLOMON KULTUR JARINGAN
Kultur jaringan atau biakan jaringan merupakan teknik pemeliharaan jaringan atau bagian dari individu secara buatan (artifisial). Yang dimaksud secara buatan adalah dilakukan di luar individu yang bersangkutan. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro, sebagai lawan dari in vivo. Dikatakan in vitro (bahasa Latin, berarti "di dalam kaca") karena jaringan dibiakkan di dalam tabung inkubasi atau cawan Petri dari kacatumbuhan maupun hewan (termasuk manusia) namun masing-masing jaringan memerlukan komposisi media tertentu. baik dari tumbuhan maupun hewan (termasuk manusia) namun masing-masing jaringan memerlukan komposisi media tertentu. atau material tembus pandang lainnya. Kultur jaringan secara teoretis dapat dilakukan untuk semua jaringan,
KULTUR JARINGAN
Kultur Jaringan adalah teknik memperbanyak tanaman dengan memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan secara invitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. Yang menjadi dasar kultur jaringan ini adalah teori totipotensi sel yang berbunyi “setiap sel organ tanaman akan mampu tumbuh menjadi tanaman yang sempurna jika ditempatkan di lingkungan yang sesuai. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperbanyak tanaman dengan waktu yang lebih singkat.
Begitu banyak tanaman yang dapat dibudidayakan dengan kultur jaringan ini seperti Acasia sp, Eucalyptus sp, jati, jelutung, gaharu, sengon, sonokeling, berbagai jenis pisang, berbagai jenis anggrek, dsb.
Penanaman Jati dengan Metode Kultur Jaringan
Jati (Tectona grandis) merupakan famili dari Verbenacea. Merupakan penghasil kayu yang berkualitas, terkenal dengan keawetan dan kekuatannya, dan keindahan teksturnya membuatnya menjadi bahan furniture. Peluang pasar jati amat tinggi, akibatnya permintaan akan bahan kayu jati pun amat tinggi. Akan tetapi sayangnya permintaan tersebut belum dapat diimbangi dengan permintaan bahan kayu jati. Penghasilan baru bahan jati Indonesia adalah 2,5 juta m3/tahun. Harga jati sendiri cukup tinggi. Harganya di dalam negeri sekitar 8-9 juta /m3 sedangkan di luar negeri sekitar 15 juta/m3. akan tetapi walaupun tanaman jati merupakan tanaman yang potensial masih tetap ada kendala dalam hal produksi jati, diantaranya adalah:
Jati memerlukan investasi jangka panjang.
Masyarakat dan perusahaan swasta kurang meminati bidang produksi jati.
Sulit didapatnya bibit yang berkualitas dalam skala banyak dan seragam.
Seperti yang kita singgung sedikit tentang teori totipotensi yang menyebutkan bahwa secara teoritis tiap sel organ tanaman akan bisa tumbuh menjadi tanaman yang sempurna jika ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai. Maka digunakanlah metode kultur jaringan ini untuk membudidayakan pohon jati.
Media untuk kultur jaringan ini mengandung:
Unsur hara makro dan mikro
Vitamin
Gula
Agar (untuk memadatkan larutan)
Zat pengatur tumbuh:
o Auksin (pertumbuhan tinggi dan akar)
o Sitokinin (penggandaan tunas)
Proses pembuatan media kultur itu sendiri adalah sebagai berikut:
Bahan kimia ditimbang, dilarutkan dalam air destilasi (air bebas mineral), lalu PH larutan diukur, campurkan agar kemudian dimasaka hingga mendididh, lalu tuangkan media kedalam botol ukur, setelah itu berikan label media dan disterilkan dengan autoclare.
Proses selanjutnya adalah sterilisasi eksplan jati, yang caranya adalah sebagai berikut:
Siapkan pucuk tunas muda jati.
Lalu rendam didalam larutan fungisida dan bakterisida.
Lalu rendam dalam larutan disinfektan (Clorox/baydin)
Dicuci dengan air steril hingga bersih dari desifektan.
Lalu tanam didalam media inisiasi tunas invitro.
Tunas-tunas yang ditanam dalam media invitro, disimpan di ruang steril. Botol steril disimpan pada rak kultur yang diberi cahaya lampu TL dengan intensitas cahaya 1000-4000 lux. Lampu TL diatur 16 jam menyala dan 8 jam padam agar sesuai seperti keadaan siang dan malam di bumi. Ruangan tempat penyimpanan dijaga suhunya di temperatur 250-280 C dengan menggunakan AC. Dan secara berkala ruang kultur disteril dengan menggunakan formalin. Inisiasi In vitro pertama adalah saat tunas berusia 3 minggu dan pemanjangan tunas 3-4 minggu.
Setelah itu akan ada proses aklimatisasi yaitu pembiasaan tanaman eksplan dari media botol ke media tanah. Proses aklimatisasi dilanjutkan dengan pembesaran bibit di polybag.
Kelebihan bibit hasil kutur jaringan antara lain :
Kontinuitas ketersediaan bibit dalam jumlah besar akan terjaga sepanjang waktu.
Bibit yang sama memiliki sifat yang sama dengan induknya.
Bibit yang dihasilkan bebas dari penyakit dan virus.
Lebih cepat tumbuh.
Cara Melakukan Pemindahan Tanaman Eksplan, Mempersihkan Kalusnya, dan Proses Aklimitasi
1. memindahkan tanaman eksplan & membersihkan kalusnya.
Alat dan bahan:
o Pinset steril.
o Pisau khusus steril.
o Kapas steril.
o Alat laminar.
o Tanaman eksplan.
o Dua buah botol dengan media agar didalamnya.
o Spiritus
o Korek api.
o Wadah pinset dan pisau.
o Alkohol.
Cara kerja:
o Sterilkan tangan dengan menyemprotkan alkohol ke tangan.
o Keluarkan tanaman eksplan yang akan dibersihkan kalusnya dengan menggunakan pinset.
o Letakkan di sebuah wadah dengan kapas diatasnya.
o Jepit bagian batang eksplan dengan pinset kemudian potong bagian kalusnya menggunkan pinset denganhati-hati. Potong kalus dari keempat sisinya. Jangan sampai kalus tersebut terpotong semua.
o Setelah selesai proses pemotongannya, bersihkan kalus tersebut dari media dengan menggunkan kapas steril.
o Pindahkan tanaman eksplan yang telah bersih dengan menggunakan pinset ke dalam media agar pada botol yang baru.
o Tutup botol tersebut, jaga agar tetap steril.
o Setelah selesai, celupkan pisau dan pinset kedalam alcohol kemudian bakar dengan api dan lekas letakkan kembali pada wadahnya.
Proses pensterilan selalu dilakukan secara rutin tiap sebulan sekali selama 24 jam. Botol-botl berisi tanaman eksplan disimpan di rak-rak dengan suhu 240-260 C selama 24 jam (setiap botol harus diberi label). Vitamin yang diberikan untuk eksplan yaitu C, B2, & B3 kemudian diaduk dengan gula dan agar-agar. Waktu tumbuh tanaman eksplan yaitu: induksi (3 minggu), multipikasi (3 minggu), aklimitasi (3 minggu). Biasanya tanaman diberi “bapitrof” (obat yang diberikan setelah proses aklimitasi yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar).
2. Proses Aklimitasi.
Proses aklimitasi mmerlukan kadar kelembaban 80%. Di perkebunan & Greenhouse biasanya digunakan suatu alat yang disebut sonic level fungsinya antara lain:
mengusir serangga dengan getarannya.
merangsang pertumbuhan tanaman.
Untuk mengukur PH tanaman menggunakan PH meter, ukuran PH tanaman biasanya ± 5,7-5,8 PH. Apabila PH tinggi diberi KOH, NaOh, apabila PH rendah diberi HCL.
Tanaman-tanaman yang terdapat di Greeen House di antaranya:
Pohon kelengkeng.
Zodia.
Pohon meranti.
Pohon jelutung.
Pohon jati.
Pohon buah merah.
Pohon mahoni.
Pohon gaharu.
Lalu pisang ABACA (Musa textilis Nec) yang seratnya diambil untuk:
o Tissue
o Kertas uang.
o Dokumen.
o Cheque
o Plester.
o Kertas mimeograph.
o Kantung teh.
Kultur jaringan atau biakan jaringan merupakan teknik pemeliharaan jaringan atau bagian dari individu secara buatan (artifisial). Yang dimaksud secara buatan adalah dilakukan di luar individu yang bersangkutan. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro, sebagai lawan dari in vivo. Dikatakan in vitro (bahasa Latin, berarti "di dalam kaca") karena jaringan dibiakkan di dalam tabung inkubasi atau cawan Petri dari kacatumbuhan maupun hewan (termasuk manusia) namun masing-masing jaringan memerlukan komposisi media tertentu. baik dari tumbuhan maupun hewan (termasuk manusia) namun masing-masing jaringan memerlukan komposisi media tertentu. atau material tembus pandang lainnya. Kultur jaringan secara teoretis dapat dilakukan untuk semua jaringan,
KULTUR JARINGAN
Kultur Jaringan adalah teknik memperbanyak tanaman dengan memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan secara invitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. Yang menjadi dasar kultur jaringan ini adalah teori totipotensi sel yang berbunyi “setiap sel organ tanaman akan mampu tumbuh menjadi tanaman yang sempurna jika ditempatkan di lingkungan yang sesuai. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperbanyak tanaman dengan waktu yang lebih singkat.
Begitu banyak tanaman yang dapat dibudidayakan dengan kultur jaringan ini seperti Acasia sp, Eucalyptus sp, jati, jelutung, gaharu, sengon, sonokeling, berbagai jenis pisang, berbagai jenis anggrek, dsb.
Penanaman Jati dengan Metode Kultur Jaringan
Jati (Tectona grandis) merupakan famili dari Verbenacea. Merupakan penghasil kayu yang berkualitas, terkenal dengan keawetan dan kekuatannya, dan keindahan teksturnya membuatnya menjadi bahan furniture. Peluang pasar jati amat tinggi, akibatnya permintaan akan bahan kayu jati pun amat tinggi. Akan tetapi sayangnya permintaan tersebut belum dapat diimbangi dengan permintaan bahan kayu jati. Penghasilan baru bahan jati Indonesia adalah 2,5 juta m3/tahun. Harga jati sendiri cukup tinggi. Harganya di dalam negeri sekitar 8-9 juta /m3 sedangkan di luar negeri sekitar 15 juta/m3. akan tetapi walaupun tanaman jati merupakan tanaman yang potensial masih tetap ada kendala dalam hal produksi jati, diantaranya adalah:
Jati memerlukan investasi jangka panjang.
Masyarakat dan perusahaan swasta kurang meminati bidang produksi jati.
Sulit didapatnya bibit yang berkualitas dalam skala banyak dan seragam.
Seperti yang kita singgung sedikit tentang teori totipotensi yang menyebutkan bahwa secara teoritis tiap sel organ tanaman akan bisa tumbuh menjadi tanaman yang sempurna jika ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai. Maka digunakanlah metode kultur jaringan ini untuk membudidayakan pohon jati.
Media untuk kultur jaringan ini mengandung:
Unsur hara makro dan mikro
Vitamin
Gula
Agar (untuk memadatkan larutan)
Zat pengatur tumbuh:
o Auksin (pertumbuhan tinggi dan akar)
o Sitokinin (penggandaan tunas)
Proses pembuatan media kultur itu sendiri adalah sebagai berikut:
Bahan kimia ditimbang, dilarutkan dalam air destilasi (air bebas mineral), lalu PH larutan diukur, campurkan agar kemudian dimasaka hingga mendididh, lalu tuangkan media kedalam botol ukur, setelah itu berikan label media dan disterilkan dengan autoclare.
Proses selanjutnya adalah sterilisasi eksplan jati, yang caranya adalah sebagai berikut:
Siapkan pucuk tunas muda jati.
Lalu rendam didalam larutan fungisida dan bakterisida.
Lalu rendam dalam larutan disinfektan (Clorox/baydin)
Dicuci dengan air steril hingga bersih dari desifektan.
Lalu tanam didalam media inisiasi tunas invitro.
Tunas-tunas yang ditanam dalam media invitro, disimpan di ruang steril. Botol steril disimpan pada rak kultur yang diberi cahaya lampu TL dengan intensitas cahaya 1000-4000 lux. Lampu TL diatur 16 jam menyala dan 8 jam padam agar sesuai seperti keadaan siang dan malam di bumi. Ruangan tempat penyimpanan dijaga suhunya di temperatur 250-280 C dengan menggunakan AC. Dan secara berkala ruang kultur disteril dengan menggunakan formalin. Inisiasi In vitro pertama adalah saat tunas berusia 3 minggu dan pemanjangan tunas 3-4 minggu.
Setelah itu akan ada proses aklimatisasi yaitu pembiasaan tanaman eksplan dari media botol ke media tanah. Proses aklimatisasi dilanjutkan dengan pembesaran bibit di polybag.
Kelebihan bibit hasil kutur jaringan antara lain :
Kontinuitas ketersediaan bibit dalam jumlah besar akan terjaga sepanjang waktu.
Bibit yang sama memiliki sifat yang sama dengan induknya.
Bibit yang dihasilkan bebas dari penyakit dan virus.
Lebih cepat tumbuh.
Cara Melakukan Pemindahan Tanaman Eksplan, Mempersihkan Kalusnya, dan Proses Aklimitasi
1. memindahkan tanaman eksplan & membersihkan kalusnya.
Alat dan bahan:
o Pinset steril.
o Pisau khusus steril.
o Kapas steril.
o Alat laminar.
o Tanaman eksplan.
o Dua buah botol dengan media agar didalamnya.
o Spiritus
o Korek api.
o Wadah pinset dan pisau.
o Alkohol.
Cara kerja:
o Sterilkan tangan dengan menyemprotkan alkohol ke tangan.
o Keluarkan tanaman eksplan yang akan dibersihkan kalusnya dengan menggunakan pinset.
o Letakkan di sebuah wadah dengan kapas diatasnya.
o Jepit bagian batang eksplan dengan pinset kemudian potong bagian kalusnya menggunkan pinset denganhati-hati. Potong kalus dari keempat sisinya. Jangan sampai kalus tersebut terpotong semua.
o Setelah selesai proses pemotongannya, bersihkan kalus tersebut dari media dengan menggunkan kapas steril.
o Pindahkan tanaman eksplan yang telah bersih dengan menggunakan pinset ke dalam media agar pada botol yang baru.
o Tutup botol tersebut, jaga agar tetap steril.
o Setelah selesai, celupkan pisau dan pinset kedalam alcohol kemudian bakar dengan api dan lekas letakkan kembali pada wadahnya.
Proses pensterilan selalu dilakukan secara rutin tiap sebulan sekali selama 24 jam. Botol-botl berisi tanaman eksplan disimpan di rak-rak dengan suhu 240-260 C selama 24 jam (setiap botol harus diberi label). Vitamin yang diberikan untuk eksplan yaitu C, B2, & B3 kemudian diaduk dengan gula dan agar-agar. Waktu tumbuh tanaman eksplan yaitu: induksi (3 minggu), multipikasi (3 minggu), aklimitasi (3 minggu). Biasanya tanaman diberi “bapitrof” (obat yang diberikan setelah proses aklimitasi yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar).
2. Proses Aklimitasi.
Proses aklimitasi mmerlukan kadar kelembaban 80%. Di perkebunan & Greenhouse biasanya digunakan suatu alat yang disebut sonic level fungsinya antara lain:
mengusir serangga dengan getarannya.
merangsang pertumbuhan tanaman.
Untuk mengukur PH tanaman menggunakan PH meter, ukuran PH tanaman biasanya ± 5,7-5,8 PH. Apabila PH tinggi diberi KOH, NaOh, apabila PH rendah diberi HCL.
Tanaman-tanaman yang terdapat di Greeen House di antaranya:
Pohon kelengkeng.
Zodia.
Pohon meranti.
Pohon jelutung.
Pohon jati.
Pohon buah merah.
Pohon mahoni.
Pohon gaharu.
Lalu pisang ABACA (Musa textilis Nec) yang seratnya diambil untuk:
o Tissue
o Kertas uang.
o Dokumen.
o Cheque
o Plester.
o Kertas mimeograph.
o Kantung teh.